“Maafkan saya, Pak. Saya banyak bertindak di luar sepengetahuan Bapak,” ujarku pagi itu ketika Ayah dan Ibu Mila datang menjenguk ke rumah sakit. Sepertinya kondisi Ibu Mila sudah membaik, makanya mereka bisa datang. Oh iya, nama mereka adalah Pak Yahya dan Bu Diah. Aku tahu ini dari Akmal karena tadi aku sempat bertanya. Ya, buat berjaga-jaga saja jika aku butuh memaggil mereka. Tadi setelah memastikan putri mereka baik-baik saja— sekalipun belum siuman, Pak Yahya langsung mengajakku untuk bicara berdua di luar. Kini, kami duduk di bangku taman yang lokasinya hanya jeda dua ruangan dari ruangan tempat Mila di rawat. Kami duduk berhadapan karena kebetulan bangku itu melingkar dan terdapat satu meja di tengah. “Bagaimana mungkin Nak Rivan malah minta maaf setelah apa yang Nak Rivan lakuk