41. Puzzle Masa Lalu

2005 Kata

Mas Rivan akhirnya terlelap. Sesudah sakitnya mereda, kubantu dia tidur di sofa. Kebetulan, sofanya panjang. Muat untuk badannya yang tinggi. Tadi tanpa pikir panjang aku masuk sebuah kamar— entah kamarnya atau kamar tamu— untuk mengambil bantal dan selimut. Dia juga tak banyak protes, benar-benar hanya patuh dengan apa yang kulakukan padanya. “P-pak …” aku sengaja mengibaskan tangan di depan wajah Mas Rivan, dia sudah tidak merespon. “Syukurlah, beneran udah pulas.” Tak kusangka sama sekali kalau Mas Rivan memiliki riwayat radang usus. Ini persis seperti Syifa dulu saat skripsian. Dia sampai dirawat di rumah sakit dan sempat kabuh-kambuhan kurang lebih selama satu tahun. Anak itu bahkan sudah drama minta maaf ke sana dan kemari karena takut meninggal. Ya, wajar. Radang usus memang tid

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN