21. Saran Kakak

2107 Kata

Aku terbangun saat mendengar bunyi gemericik air di kamar mandi. Mataku mengerjap beberapa kali, mengontrol cahaya yang masuk ke mata. Cahaya di ruangan ini sebenarnya remang-remang, hanya saja mataku tak sengaja menatap tepat ke arah lampu tidur. Mataku masih sangat berat, jadi aku menarik selimut. Suhu udara juga dingin, aku sampai agak bergidik. Aku memejamkan mata lagi. Aku ingin tidur sedikit lebih lama. “Selimutnya, kok, wangi kamar ini daripada kamarku? Pihak hotelnya pilih kasih banget!” gumamku pelan. Belum sempat aku kehilangan kesadaran, aku sudah mendengar bunyi pintu dibuka. Detik itu juga, aku membuka mata. Aku bangun, dan aku mendelik begitu melihat Mas Rivan keluar dari kamar mandi. “Aaaak!” aku menjerit dan masuk ke dalam selimut. Apa-apaan, ini? Aku di mana? Tunggu!

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN