66. Kabar Sore Hari

2003 Kata

“Senyum-senyum terus dari tadi, Mbak. Udah kaya orang gila aja!” Akmal sepertinya tak tahan untuk tidak mengomentariku. Sejak aku dan Mas Rivan pulang dari pantai, dia sudah menatapku penuh maksud. Ya, dia pasti sudah menebak apa yang aku lakukan bersama Mas Rivan di luar. Anak itu rasa penasarannya memang cukup tinggi sejak dulu. “Coba tebak, Mal!” “Dilamar, kan?” “Eyyy! Ya kejauhanlah kalau itu! Itu, mah, belum apa-apa. Masa iya belum-belum langsung dilamar? Masih banyak fase yang harus kami lalui. Udah putus lama, masa mendadak lamaran? Dikira semudah itu, apa?” Akmal manggut-manggut. “Iya juga, sih. Kayaknya jatuhnya terlalu buru-buru. Jadi, cuma balikan?” Aku tersenyum, dan kuharap Akmal langsung paham. Sepertinya memang begitu, karena anak ini langsung mencibir sekaligus ikut t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN