“Hah? Pak Rivan pesan kelas ekonomi juga?” tanyaku ketika dia menyerahkan tiket padaku. Dia baru saja mengurus semua check in dan aku disuruh menunggu saja di sampingnya. Benar-benar semua dia yang urus. “Kenapa? Enggak boleh?” “B-bukan neggak boleh. Kenapa enggak pesan yang bisnis aja? Nanti agak berdesakan kalau di ekonomi.” “Saya enggak peduli. Dapatnya tiket ini. Susah cari yang bisnis. Adanya jam siang.” Mataku mengerjap. Memang iya? Ah, entahlah! Tadi setelah tiba di bandara, Mas Rivan langsung menarikku masuk cepat-cepat. Pasalnya, waktu kami memang mepet. Untungnya, antrian check in tidak banyak. Jadi, kami bisa cepat selesai dalam waktu yang relatif singkat. “Ayo, langsung masuk aja. Waktu kita enggak banyak.” “I-iya, iya.” Sama sepertiku, Mas Rivan juga hanya membawa sat