Aku tersenyum lega begitu melihat Ibu sudah tertidur pulas. Tadi setelah makan bubur buatanku dan minum obat, akhirnya beliau terlelap. Tak lupa, bantal dan selimut juga kutata lebih dulu agar beliau tetap nyaman. Pulang kali ini aku bahagia karena sambutan Ayah dan Ibu lebih hangat daripada saat aku pergi meninggalkan rumah. Meski belum kembali seperti dulu, tetapi ini sudah jauh lebih baik. Aku bisa merasakan perubahan yang cukup signifikan. Ini saja sudah melebihi ekspetasi, jadi aku tidak ingin ngelunjak. Aku takut, jika aku meninggikan ekspektasi, maka peluang kecewa akan semakin besar. Akhir-akhir ini aku sedang berkawan dengan kecewa, dan aku sedang tidak ingin menambah lagi. Cukup sudah. Benar-benar cukup! “Ibumu udah tidur, Mil??” pertanyaan itu membuatku menoleh. Ayah datang s