Sepuluh hari kemudian … Setelah insiden diikuti mobil hitam, aku jadi mudah cemas. Ada yang mengikuti sedikit, aku langsung menepi dan pura-pura melakukan sesuatu. Tentu saja, menepi di sini ke tempat yang ramai orang. Sejauh ini aman saja. Akunya yang terlalu was-was. Namun, bukan berarti aku mulai tenang. Aku tetap melakukan apa yang Ayah sarankan. Kuingat baik-baik nasihat beliau pagi itu. Mas Rivan juga mau merealisasikan permintaanku, yakni dia sering mengirim pesan padaku. Bahkan hanya sekadar memanggilku ‘Mil’, itu tak masalah. Aku akan tetap membalasnya. Entah dengan kata ataupun dengan emotikon. Yang penting, selagi aku masih merespon, maka artinya aku aman. Oh iya, perihal kecanggungan pagi itu di villa, aku memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula, ada hal lai