23. Kenapa?

2111 Kata

Aku terbangun saat paha dan tanganku terasa kebas. Mataku mengerjap, kepalaku pun bergerak perlahan. Badanku rasanya terhimpit, d**a juga terasa sedikit sesak. “Aduh, duh, pahaku!” keluhku saat menggerakkan kaki. Rasa-rasanya, badanku sakit semua. “D-duh, tanganku—" “Ehm!” Deheman itu membuatku menoleh, dan aku langsung melebarkan mata begitu melihat Mas Rivan sudah duduk di mejanya. Aku ingin bergerak, tetapi badan rasanya kaku di segala titik. Aku baru sadar, aku tidur sembari memangku Shenna. Anak ini masih pulas di pangkuanku. Saking pulasnya, mulutnya sampai agak menganga. “Nyenyak sekali sepertinya.” Aku memejamkan mata karena menahan rasa sakit di sekujur badan. “M-maaf, Pak. Tadi Shenna langsung tidur. Dipindah ke sofa enggak mau. Ya sudah, jadi saya pangku.” “Saya percaya.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN