54. Satu-satunya Harapan

2004 Kata

Back to Mila’s POV “Mbak, enggak mau makan lagi?” tanya Bi Nur saat dia datang ke kamar membawakan makanan baru untukku. Entah sudah berapa kali dia datang, aku tidak menghitungnya. Bi Nur kini menatapku prihatin, tetapi siapa yang akan peduli? Dia saja masuk komplotan keluarga iblis itu. Artinya, dia sama saja. Tak peduli dia datang hanya untuk memberi makanan, tetap saja aku akan menganggap dia tak ada bedanya dengan Mas Andra dan keluarganya. Bi Nur mengambil makanan kemarin yang sudah hampir basi, lalu meletakkan makanan baru di meja. Dia bahkan sudah menyiapkan baju ganti dan lain sebagainya, tetapi sama sekali tak kusentuh. Aku tidak bohong soal ini. Ada baju yang sangat layak, bahkan dalamannya juga. Ada jaket dan kaus kaki bersih. Belum lagi, masih ada handuk mandi, sisir, bahk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN