46. Liana yang nakal

1171 Kata

Bima terus mencumbu Liana. Begitu pun Liana yang dengan lancang menarik kaos ke atas. Sebelum berhasil terlepas, Bima sudah menghentikan cumbuannya. Bima menjauhi tubuh Liana dengan napasnya yang terenggah-enggah. Mata Bima jelas tersirat kabut gairah. Bima menepuk-nepuk pipinya agar tetap waras, dia tidak boleh menerkam Liana, tidak boleh meski Liana memancingnya terus menerus. “Aku ke kamar mandi dulu. Kamu tidurlah, Sayang!” bisik Bima. Bima merendahkan kepalanya dan mendaratkan ciumannya di kening Liana sedikit lama. Setelahnya pria itu turun dari ranjang dan menuju ke kamar mandi. Napas Liana tidak kalah terenggah-enggah, perempuan itu menetralkan degub jantungnya yang sangat bertalu-talu. Liana menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar mandi yang saat ini sudah tertutup. Liana ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN