Bima mengusap rambutnya dengan gusar. Kini keadaan berbalik memusuhinya. Semua yang dia lakukan seolah menjadi salahnya. Kini Liana mnenagis sesenggukan sembari menonton kartun di depan televisi. Bima tidak berani mendekat, cowok itu hanya menatapnya dari kejauhan. Bima serasa salah, mau mendekat takut Liana makin marah, kalau dia tidak mendekat entah sampai kapan pertengkaran ini akan berlanjut. Bima menatap tangannya yang tadi dia gunakan untuk menampar istrinya, terbesit rasa bersalah merasuki Bima. Tangan yang inginnya dia gunakan untuk membelai lembut istrinya, kini malah dia gunakan untuk menyakiti Liana. Dari awal Bima inginnya menjadi pelipur lara untuk Liana, tapi kini dirinya lah yang menyakiti Liana. Bima sudah berusaha mati-matian untuk terus sabar menghadapi Liana, tapi dia