Setelah beberapa saat, Garnett membuka matanya dan tersenyum. Ia melambaikan tangannya sambil mengangguk ke arah Kinan. Hal itu menjadi tanda agar Kinan menghampirinya. “Duduk,” perintah Garnett. Kinan pun menurut dan duduk bersila di hadapan Tetua Wala tersebut. Garnett kembali menyentuh bahu Kinan. Di waktu yang sama, Kinan merasakan tubuhnya seperti melayang dan terbang. Meski sesungguhnya, tubuhnya tidak bergerak kemanapun. Ia sedang duduk di hadapan Garnett, tanpa bergerak sedikitpun. Sedangkan satu tangan Tetua Wala itu di bahunya dan tangan satunya menyentuh Gem miliknya yang tergantung di leher. Kinan memejamkan mata. Rasa ringan itu semakin terasa. Bahkan, ia seperti merasakan ada sentuhan angin yang sangat kencang menyelimuti tubuhnya. Entah ada angin, entah tidak. Kinan