Alya masih terdiam saat Martha memeluknya. Perasaannya berkecamuk antara senang dan takut. Senang karena ia bisa bertemu dengan mertuanya yang sangat baik, takut kalau sang ibu mertua mengatakan keberadaannya di rumah ini pada Rega. "Alya, kamu apa kabar, Nak? Kamu baik-baik saja, kan? Kenapa tidak memberitahu Mama sebelumnya kalau kau ingin pergi? Mama sangat khawatir sama kamu, Nak." Martha kembali memeluk Alya. Perempuan paruh baya itu menangis dipelukan Alya. Mereka berdua saling berpelukan sambil menangis. "Kenapa kamu pergi dari rumah, Sayang? Kenapa tidak cerita sama, Mama?" ucap Martha dengan berlinang air mata. "Maafkan aku, Ma. Maafkan aku, karena aku tidak bisa memenuhi keinginan Mama untuk terus bersama Mas Rega." Alya kembali meneteskan air matanya. "Tidak apa-apa, Sayang