Rega membatalkan pertemuannya dengan Arabella pagi ini. Gara-gara permainan panasnya bersama Alya tadi pagi, Rega terbaring lemas karena kelelahan. Rega dibuat tak berdaya oleh Alya. Setelah hampir sebulan tidak menyentuh Alya, ternyata permainan Alya berubah menjadi lebih berani dari sebelumnya. Perempuan itu bahkan jauh lebih hot di atas ranjang sekarang. Alya berhasil membuat Rega mencapai puncak kenikmatannya berkali-kali, sebelum akhirnya pria itu tumbang karena kelelahan.
Pagi ini, Rega memang libur karena akhir pekan. Sebenarnya ia sudah berjanji pada Arabella, akan membawa perempuan itu liburan ke Bali. Namun, gara-gara bermain dengan Alya, Rega akhirnya membatalkan janjinya dengan Arabella. Akhir pekan ini, ia ingin menghabiskan waktu dengan istrinya. Entah ada angin apa, tiba-tiba saja Rega berubah pikiran.
***
Alya saat ini sedang berada di dapur, memasak nasi goreng untuk sarapan. Ia sedikit kaget saat tiba-tiba saja tangan Rega sudah melingkar pada perutnya. Satu ciuman mendarat di pipinya. Alya tersenyum memalingkan wajahnya ke belakang, pipinya bersemu merah saat Rega langsung menyambar bibirnya dan menciumnya lembut.
"Jangan menggangguku, aku lagi masak."
"Aku tidak mengganggumu, aku hanya ingin memelukmu saja." Rega mempererat pelukannya, meletakkan dagunya pada bahu Alya. Alya tersenyum sambil mematikan kompor, karena nasi goreng yang ia masak sudah matang.
"Kamu tunggu di meja makan, aku siapin dulu sarapannya." Alya melepaskan tangan kekar itu dari perutnya, membuat sang pemilik tangan tersebut cemberut.
"Kau lapar bukan?" Rega mengangguk.
"Kalau begitu, kamu tunggu saja di meja makan, aku siapkan makanannya sebentar." Alya mengecup bibir Rega yang justru disambut oleh Rega dengan ciuman yang cukup lama.
"Setelah selesai makan, aku akan memakanmu sampai habis." Rega tersenyum smirk, kemudian melangkah menuju meja makan yang tak jauh dari dapur.
Tak berapa lama kemudian, sarapan yang disiapkan Alya sudah tersaji di meja makan. Rega tersenyum melihat Alya yang begitu telaten melayaninya. Sudah hampir tiga minggu ini Rega tidak pernah ikut sarapan di rumah. Semenjak ia kembali berhubungan dengan Arabella di belakang Alya, Rega memang selalu berangkat lebih pagi dari biasanya. Pria itu sengaja tidak sarapan di rumah karena Arabella selalu menunggunya untuk sarapan bersama di apartemennya.
Bukan hanya sarapan, tetapi Rega juga mendapatkan kepuasan di bagian bawah tubuhnya. Hampir setiap pagi sebelum atau sesudah sarapan, perempuan cantik itu selalu mengajaknya bermain. Rega terkadang merasa heran, karena Arabella seperti tidak pernah kehilangan gairahnya, padahal hampir setiap malam mereka juga melakukannya.
"Terima kasih, Sayang." Rega menerima piring berisi nasi goreng seafood kesukaannya.
"Kita sudah lama tidak pernah sarapan bersama, semoga saja kau masih suka dengan masakanku." Alya tersenyum menatap Rega yang mulai menyuapkan makanannya ke dalam mulut.
"Masakan kamu selalu yang terbaik, rasanya sangat enak." Rega tidak berbohong, masakan Alya memang enak dan pas di lidahnya. Namun, bagi Rega saat ini, makan bersama Arabella lebih terasa enak, karena dia makan bersama orang yang dia cintai. Jadi, apapun makanan yang Rega makan bersama Arabella, semua terasa enak di lidahnya.
Ia mengakui, masakan Arabella memang jauh dari kata enak. Perempuan itu tidak bisa memasak. Setiap pagi, ia memesan makanan di restoran untuk sarapan pagi mereka.
Mereka berdua menikmati sarapan mereka sambil sesekali mengulas senyum dan tertawa. Alya menatap wajah tampan suaminya
Berharap, semoga besok ia bisa menikmati sarapan pagi bersama Rega lagi.
'Mudah-mudahan, besok Mas Rega bisa kembali sarapan bersamaku. Semoga saja berangkatnya tidak terlalu pagi seperti biasanya, agar aku bisa melayaninya dan melihat senyumnya setiap pagi.'
'Aku benar-benar telah jatuh cinta padamu, Mas, jatuh sejatuh- jatuhnya ke dalam pesonamu.'
"Kenapa kau terus menatapku?" Rega menatap Alya yang tak berkedip menatapnya. Alya tersenyum malu.
"Aku hanya senang, setelah hampir sebulan kita tidak pernah sarapan bareng, akhirnya hari ini aku bisa kembali duduk berdua denganmu di meja makan ini." Alya tersenyum senang, sementara Rega menghentikan suapannya, kemudian tersenyum canggung pada istrinya.
Setelah sarapan pagi, Rega benar-benar membuktikan perkataannya saat di dapur tadi.
Rega mengangkat tubuh Alya ke dalam kamar, membuat Alya memekik kaget dan langsung mengalungkan tangannya di leher suaminya. Rega langsung beraksi, ia dengan cepat mengunci pintu kamar, kemudian langsung mencium Alya dengan penuh gairah.
Akhir pekan ini, Rega benar-benar menghabiskan waktu di kamar bersama istrinya. Ia bermain dengan istrinya berulang-ulang sampai mulutnya tidak tahan untuk berteriak saking puasnya bermain di atas tubuh Alya. Rega tersenyum puas di sela deru nafasnya yang memburu, keringat sudah membanjiri tubuh mereka berdua.
"Kau benar-benar hebat, Sayang," ucap Rega dengan napas memburu, sambil mengecup kening Alya setelah permainan mereka berakhir.
Sementara di tempat lain, Arabella begitu marah karena kekasihnya tidak bisa dihubungi sama sekali, dengan kesal Arabella membanting ponselnya di atas kasur.
'Sialan! Sudahlah nggak jadi liburan, nggak dapat jatah bercinta juga!'
Arabella mengacak-acak rambutnya dengan kesal.
'Kalau dari dulu aku tahu, dia sangat hebat saat bermain di atas ranjang, aku pasti tidak akan pernah meninggalkannya. Dulu, dia sama sekali tidak mau menyentuhku dengan alasan ingin menjaga kehormatanku. Padahal, tanpa di ketahui olehnya, aku sendiri sudah kehilangan keperawananku semenjak aku masih duduk di bangku SMA.'
'Rega, kau adalah laki-laki paling suci yang pernah aku temui, karena saat itu kau tidak pernah tergoda padaku meski aku seringkali dengan sengaja menggodamu agar mau bercinta denganku. Tetapi sekarang, setelah kau menikah, kau justru tidak mau berhenti untuk menyentuhku. Kau bahkan rela mengkhianati istrimu demi memuaskan hasratku.'
Arabella mengulas senyumnya, saat ia mengingat bagaimana percintaan panasnya dengan Rega. Namun, saat mengingat kalau Rega akan menemani istrinya untuk dua hari ke depan, Arabella kembali kesal. Ia sungguh-sungguh tidak bisa menahan hasratnya untuk bercinta dengan pria itu.
'Kau benar-benar menyebalkan Rega, awas saja kalau besok kau datang dan meminta jatah, aku pasti tidak akan mau melayanimu!'
Arabella meraih ponselnya, kemudian menempelkannya di telinga kanannya, setelah ia memencet nomor yang akan dihubunginya.
"Cepat datang ke apartemenku, sekarang!"
"Apa kau ingin aku memuaskanmu malam ini, Sayang?"
"Tidak usah banyak bicara, datang ke sini atau aku akan menelepon yang lainnya."
"Baiklah, Sayang, lima belas menit lagi aku akan sampai di sana. Aku pasti akan memuaskanmu seperti biasanya."
Arabella tersenyum smirk, kemudian mematikan panggilan teleponnya.
'Tidak ada Rega, aku masih punya Thomas sebagai pemain cadangan, karena Thomas juga tidak kalah hot dengan Rega.'
'Kau benar-benar jenius, Arabell ....'
Arabella tertawa senang, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Arabella ingin membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum Thomas datang. Hari ini ia akan memuaskan gairahnya dengan Thomas, pria yang selama ini menemani tidurnya sebelum ia bertemu kembali dengan Rega.
******
Martha melemparkan amplop berisi foto-foto Rega dengan Arabella dihadapan Rega. Wajahnya dipenuhi amarah dan kekesalan. Sementara Bagas suaminya, duduk dengan tenang melihat ke arah istri dan anaknya. Sedangkan Rega yang belum tahu duduk permasalahannya, terlihat sangat terkejut saat kedua orang tuanya itu tiba-tiba datang ke kantornya pagi-pagi.
Rega dengan cepat membuka amplop besar berwarna coklat itu. Kedua matanya membelalak kaget saat mengetahui isi di dalam amplop tersebut. Rega mengeluarkan satu persatu foto-foto itu dari dalam amplop. Tangannya gemetar.
'Bagaimana Mama bisa tahu?'
"Tinggalkan perempuan itu secepatnya, sebelum Alya mengetahui kebusukanmu, Rega! Atau ... angkat kaki dari perusahaan Mama sekarang juga!"
Deg!