Diwangga duduk tegak di kursi kerjanya, tatapannya tajam dan penuh wibawa. “Apa sudah dengar kabar Yudistira?” tanyanya pada Dirga yang duduk di seberang. Dirga menghela napas pelan. “Saya dengar tadi malam dia dan Vanessa makan malam berdua,” jawabnya datar, berusaha menyembunyikan ketidaknyamanannya. Wajah Diwangga sedikit cerah. “Bagus. Dia harus lebih sering meluangkan waktu untuk Vanessa. Hubungan mereka perlu diperkuat untuk menuju jenjang yang lebih serius.” Suaranya terdengar puas, tapi ada tekanan halus di balik kata-katanya. Dirga hanya mengangguk pelan, menghindari kontak mata. Tangannya bermain-main dengan ujung jasnya. “Oh, ya.” Diwangga menyela kesunyian, “Apakah Yudis sudah putus dengan pegawai itu?” Nada suaranya tiba-tiba menjadi lebih tajam. “Saya tidak tahu, Pa.” Di