22. Making Love on the Sofa

1451 Kata

Saat ciuman terputus, Kirana menyentakkan kepala ke belakang seperti tersengat listrik. Bibir bawahnya masih terasa hangat oleh sentuhan Yudistira—dan itu membuatnya semakin marah pada diri sendiri. “Persis seperti malam itu,” pikirnya sambil menggigit bagian dalam pipi. Pria ini selalu berhasil membuatnya lupa diri, lalu berpura-pura tidak ingat apa pun setelahnya. Kirana segera menjauh dari Yudistira, karena tidak mau kejadian lalu terulang kembali. Yudistira menyadari perubahan sikap Kirana. Matanya yang gelap menelusuri setiap kedipan gugup Kirana, setiap tarikan napas pendek yang dia coba sembunyikan. Tapi kali ini, dia tidak mau lagi memberi ruang untuk kesalahpahaman. “Ini sudah selesai, kan, Pak?” Suara Kirana nyaris terdengar seperti bisikan, tapi nadanya menusuk. “Kamu se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN