Kirana mengerjapkan mata perlahan, perlahan menyesuaikan pandangannya dengan cahaya lampu kota yang temaram. Sosok Yudistira yang tiba-tiba terlihat jelas di depannya membuat dadanya berdegup kencang. “Selamat datang kembali, Putri Tidur.” Suara Yudistira serak, lebih dalam dari biasanya. Kirana segera terduduk, tangannya mengusap sisa kantuk di sudut matanya. Melalui celah gorden yang tidak tertutup sempurna, dia menyadari hari telah larut malam. Rupanya lama juga dia tertidur. Yudistira tetap diam di posisinya, tatapannya tak bergeser dari Kirana, seperti predator yang tengah mengamati mangsanya. “Maaf, aku ketiduran,” gumam Kirana, dengan suaranya yang pelan. “Kamu lelah,” balas Yudistira sambil bergeser mendekat, tubuhnya sekarang bersandar di sofa tepat di sebelah Kirana.