“Kau harus membantuku,” ucap Marion berjalan mondar-mandir di studionya.
Helen mengernyit dengan sikap sahabatnya itu. “Untuk?” tanyanya. Marion masih bergerak tak tentu arah di depannya. “Tenangkan dirimu, Marion! Duduk sini, ceritakan padaku ada apa?”
“Aku tidak ingin bercerai dari Lucas,” kata Marion dengan napas memburu.
“Lucas berniat menceraikanmu?” tanya Helen tak percaya. Dalam hati wanita itu ada senyum yang tersirat.
“Iya, dan dia lebih memilih gadis sialan itu!” maki Marion kesal.
“Gadis yang mana?” Helen belum mendengar kabar dari suami sahabatnya itu lagi, terakhir mereka bertemu adalah saat dia datang ke kantornya dan meminta pria itu mengantar mengambil beberapa pakaian di rumah pasangan itu.
“Sekretarisnya.”
“Oh!” seru Helen. Sejujurnya dia sama sekali tidak te
