Dua minggu yang lalu. “Mas... bangun.” “Jam berapa? Alarm aku belum bunyi,” lirih Fadell, parau. Ia malah menarik selimutnya kembali. “Mas... bangun!” “Della... nanti aja.” “Aku hamil!” “Hmm.” “Iiih! Mas! Aku hamil! Hamil! Hamiiiiil!” repet Della di telinga Fadell. Kesal. Fadell sontak terbangun, duduk otomatis, menatap Della dengan kedua mata yang membelalak. “Nih!” ujar Della seraya menyodorkan enam buah test pack berbeda merek dan bentuk. “Kembar enam?” “Mas iiiih! Malah bercanda!” “Kenapa banyak banget test pack-nya?” “Biar afdol.” Fadell terkekeh. Ia meletakkan ke enam hasil uji kehamilan itu di atas nakas lalu menarik Della ke dalam pelukannya, menciumi seluruh wajah sang istri. “Mas ih, geliii! Cukuran dulu sana.” “Hmm,” gumam Fadell tanpa berhenti me