5

997 Kata
Pagi menjelang dan sinar matahari sudah menampakkan cahaya tapi hal itu tak membuat sepasang suami isteri yang enggan bangun sampai suara alarm yang membangunkan sang isteri. Safira yang mendengar suara alarm hpnya pun mulai terbangun dari tidurnya. Safira pun mencoba mematikan suaranya alarm karena dari tadi terus saja berbunyi. Safira tampak berusaha mematikan alarm itu tapi gerakannya terhalang tangan posesif Kafka yang berada di pinggangnya. "Ka, ayo bangun aku harus bantuin Mama nyiapin sarapan sekarang." kata Safira mencoba membangunkan sang suami yang masih enggan untuk bangun "Kan ada Bik Odah sama Kak Mila yang bantuin mama jadi mending kita tidur aja. Aku masih nagntuk."kata Kafka yang semakin mengeratkan pelukannya pada Safira Safira hanya membelalakkan mata ketika mendengar jawaban dari sang suami. Dan sepetinya Safira harus berbicara serius pada sang suami. "Kafka Rainhard. Kamu biarin aku bangun sekarang apa selama seminggu kamu ga boleh tidur bareng aku. Dan tidur di sofa." kata Safira mengancam Kafka langsung sadar dari tidurnya dan membiarkan Safira bangun. Ia ga mungkin sanggup tidak tidur bareng Safira kecuali ia harus kerja. Dan ketika ia harus pergi meninggalkan Safira karena pekerjaannya itu saja sudah membuatnya rindu setengah mati. Jadi ia memilih untuk mengalah saja. Dan kalau Safira sudah memanggilnya dengan nama lengkap berarti ia benar-benar serius dengan ucapannya. Setelah Kafka melepaskan pelukannya, Safira segera ke kamar mandi. Selesai mandi suara hpnya berbunyi lagi dengan cepat ia mengambilnya dan nama Pak Hadi tertera disana. "Pagi Pak. Baik pak nanti saya akan menemui bapak. Terima kasih pak." Jawab Safira di ujung telepon Sambungan telepon pun terputus. Safira pun menghampiri Kafka yang masih tertidur lagi. "Ka..." Panggil Safira pada sang suami yang masih tertidur Dengan sedikit susah payah  Kafka membuka matanya karena ia benar-benar masih merasa mengantuk. "Ya sayang." Jawab Kafka dengan mata yang masih tertutup " Hari ini kamu ada kerjaan ga?" Tanya Safira " Kenapa emangnya sayang?" Tanya Kafka yang sudah membuka matanya "Kamu bisa anterin aku ke kampus ga sekarang? Aku mau bimbingan skripsi tapi kalau kamu ada kerjaan aku bisa naik taxi kok."kata Safira meminta tolong "Hari ini sampai besok aku libur sayang dan hari ini dan besok waktu aku buat kamu sepenuhnya." kata Kafka sambil mencium bibir sang isteri sekilas Safira sedikit jengah dengan sikap m***m sang suami. Tapi mau bagaimana lagi ia sudah jatuh cinta pada laki-laki di depannya ini. "Makasi sayang. Kalau gitu aku kebawah dulu bantuin Mama. Ini udah aku siapin bajunya buruan mandi aku tungguin dibawah." Kata Safira yang sudah menyiapkan baju untuk Kafka "Siap big boss." kata Kafka patuh Safira pun turun untuk membantu Mama mertuanya untuk menyiapkan sarapan. Ketika turun ia melihat sang mama mertua sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarga. "Pagi Ma.." sapa Safira dan lalu mencium pipi sang mama mertua "Pagi sayang." Jawab sang mama mertua "Maaf Ma Fira kesiangan. Jadi telat bantuin mama." Kata Safira menyesal "Ga papa sayang. Ini bik Odah juga udah bantuin mama kok." Kata sang mama mertua "Ada yang bisa Fira bantu Ma." Tanya Safira menawarkan bantuan "Kamu bisa buatin Papa kopi sayang. Mama tadi belum buatin Papa kopi tadi." Kata sang mama minta tolong "Iya Ma biar Fira yang buatin." Jawab Safira segera menyiapkan kopi untuk sang papa Safira pun segera membuatkan kopi untuk Papa dan untuk Kafka. Karena Safira hapal jika suaminya setiap pagi selalu minum kopi dahulu sebelum memulai aktivitasnya. Dan untung saja sang papa mertua juga sangat suka dengan kopi buatan Safira. Jadi ketika ada waktu main ke rumah mertuanya, Fira pasti menyisihkan waktu untuk membuat kopi untuk papa mertuanya. " Pa ini kopinya." kata Safira menyerahkan kopi untuk papanya "Makasi sayang." kata papa dengan senyum khasnya Dengan tiba-tiba Kafka yang entah datang darimana langsung mencium pipinya sekilas. "Pagi sayang." kata Kafka sambil memeluknya dari belakang "Ka, kamu apaan sih. Lepasin aku sekarang ga enak kan dilihat sama papa." Kata Safira mencoba melepaskan pelukan Kafka "Ga papa sayang papa juga ngerti kalau aku cuma mau manja-manja sama kamu."kata Kafka dengan wajah polosnya Wajah Fira merona karena kelakuan suaminya ini. Sedang Sang papa hanya bisa tersenyum melihat kelakuan anaknya ini. Dan beliau sudah maklum dengan sikap manja Kafka. Safira pun lebih memilih meninggalkan mereka sebelum semuanya kacau. "Maaf ya Ma Fira pulang duluan. Fira mau bimbingan skripsi. Doain Fira ya Ma semoga langsung di acc dan bisa ikut wisuda  secepatnya." Kata Safira meminta doa "Iya sayang Mama pasti doain kamu." Kata sang mama sambil mencium pucuk kepala Safira Safira pun segera menuju ke kampusnya karena ia harus segera bertemu dengan dosen pembimbingnya. Dan ia tak ingin terlambat untuk bimbingan hari ini. @ kampus Safira "Ka kalau kamu capek kamu pulang aja nanti aku pulang naik taxi aja." kata Safira setelah mereka sampai di kampus "Ga papa aku tunggu disini aja. Aku kan udah janji seharian ini aku bakal nemenin kamu kan sayang jadi kamu ga usah khawatir."  kata Kafka sambil mengelus pipi Safira Safira merasa beruntung memiliki Kafka sebagai suaminya. Dibalik semua kesibukan yang Kafka kerjakan ia tak pernah meluangkan waktu untuk Safira. Bahkan terkadang Kafka lebih mementingkan Safira daripada pekerjaannya. Dan Safira bisa mengerti jika Kafka sering kerja luar kota atau luar negeri. Karena semua pekerjaan yang Kafka kerjakan untuk kehidupan mereka berdua. Safira pun meninggalkan Kafka sendiri di mobil dan segera menemui dosennya. Ia tak mau telat menemui dosennya. Sudah hampir 2 jam Kafka menunggu Safira di mobil. Dan ia masih setia menunggu disana.  Untuk mengisi waktu Kafka menyibukkan diri dengan bermain games digadget miliknya.  Dari kejauhan Kafka melihat Safira dengan senyum lebarnya. Kafka sangat senang ketika melihat Safira tersenyum ia terlihat sangat cantik. Safira pun memasuki mobil dengan wajah yang berbinar. "Ka, akhirnya skripsiku di acc juga dan minggu depan aku bisa ikut sidang." kata Safira senang "  Selamat sayang aku tahu kamu pasti bisa." Kata Kafka memberi pujian " Makasi ya Ka." Kata Safira senang " Sayang Kamu ga lupa sama janji kamu kan?" kata Kafka dengan senyum jahilnya Safira langsung teringat janji yang diucapkannya. Dan ia merasa dalam masalah besar sekarang karena sudah menjanjikan sesuatu yang pasti akan disesalinya nanti.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN