6

1136 Kata
"Ka, kamu serius buat aku nemenin kamu kesini?" tanya Safira masih tidak percaya " Iya sayang. Kamu udah janji sama aku kan. Jangan bilang kamu lupa." kata Kafka mengingatkan Safira membenci dengan janji yang ia ucapkan kepada suaminya ini. Tadi pagi Safira memang berjanji kalau sampai skripsinya di acc ia akan menuruti semua permintaan Kafka. Dan sekarang mau tidak mau ia harus menuruti permintaan suaminya ini. "Ok aku nemenin kamu malam ini. Tapi Ka kamu yakin mau ngajak aku?" Tanya Safira lagi karena masih belum yakin "Sayang ga ada bantahan lagi. Pokoknya malam ini kamu akan jadi Nyonya Safira Rainhard bukan Safira Aprilia. So, pertama kita harus cari gaun buat kamu." kata Kafka yang sudah menggandeng tangan Safira untuk pergi mencari gaun "Ok aku nyerah. Kita ke butiknya Bella aja disana pasti ada gaun yang cocok buat aku." kata Safira akhirnya "Ok kita ke tempat Bella aja. Aku juga akan minta tolong Bella buat make over kamu sekalian." Kata Kafka mulai menjalankan mobilnya Setelah sempat mencari beberapa gaun di toko lain dan berakhir dengan penolakan Kafka tentang gaun yang Safira pilih.Kafka selalu bilang jika gaunnya terlalu terbukalah,  terlalu seksi lah. Pokoknya Kafka selalu menolak gaun yang Safira pilih hingga akhirnya mereka menyerah dan memilih gaun di butik milik Bella sahabat Safira. Mereka pun meluncur ke butik Bella. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Kafka dan Safira di butik Bella. Disana Bella sang desainer sekaligus sahabat Safira sudah siap menunggu kedatangan mereka. "Hai Fir, Ka." Sapa Bella dan memeluk Safira ketika datang Hai Bel." Kata Safira sambil memeluk sahabatnya ini "So, Bell aku mau kamu merubah penampilan sahabat kamu ini. Aku mau malam ini kamu ubah Safira Aprilia menjadi Safira Rainhard." Kata Kafka langsung "Hmmm. Boleh juga nih. Aku juga udah gatel pengin ngubah penampilan isteri kamu. Tapi ingat kamu ga boleh protes sama gaun dan make up Safira." Kata Bella mengingatkan "Ok. Tapi aku juga harus lihat Safira nyobain gaunnya. Aku ga mau kamu pilihin gaun yang seksi ataupun terlalu terbuka. Karena aku ga mau laki-laki di luar sana melihat tubuh Safira dan berpikiran yang aneh –aneh." Kata Kafka mengingatkan “Siap Mr. Kafka Rainhard yang super posesif.” Kata Bella menyindir sikap Kafka Dan Bella pun mulai beraksi. Ia mulai memilihkan beberapa model gaun yang cocok untuk Safira. Cukup lama mereka berada dibutik Bella karena Kafka selalu menolak semua gaun yang dipilih Safira ataupun Bella. Entah gaunnya kependekanlah, terlalu terbukalah, dan masih banyak larangan yang Kafka berikan kepada Safira. Sampai akhirnya Kafka menyetujui pilihan gaun baby pink tanpa lengan yang simple dan pas untuk tubuh Safira "Bell pokoknya nanti kamu datang ke rumah ya? Aku ga bisa make up. Kalau aku yang make up bukannya jadi cantik malah kayak badut." Kata Safira meminta tolong Ya walaupun Safira memiliki wajah yang cantik tapi ia tak pandai berdandan. Bahkan dalam keseharian ia tak pernah memakai makeup up. Ia hanya memakai makeup up jika ada acara keluarga atau kampus. Itu pun ia hanya memakai bedak dan lipstik saja. Tapi Kafka tak pernah komplain karena Safira tidak pernah memakai make up. Menurutnya Safira sudah terlihat cantik walaupun tanpa make up. Malah penampilan yang sederhana itulah yang membuat Kafka Rainhard jatuh cinta pada Safira. "Ok nanti aku ke rumah kamu." Kata Bella "Thanks ya Bell." Kata Safira sambil memeluk sahabatnya itu "Sayang, kamu lapar ga? Kita sekalian makan siang sebelum pulang yuk?"  Ajak Kafka " Boleh aku juga udah lapar." Jawab Safira " Ok kamu mau makan apa? Gimana kalau restoran Italia kesukaan kita."  kata Kafka memberi ide "Ok aku juga udah lama ga kesana." Jawab Safira mengiyakan Kafka pun meluncurkan mobilnya ke restoran Italia kesukaan mereka berdua. Ketika memasuki restoran beberapa pasang mata melihat ke arah mereka terutama Kafka yang dari pintu masuk terus menggandeng tangan Safira seakan takut kehilangan. Kafka memang seperti itu bila ia jalan dengan Safira. Sifat protectivenya muncul ketika merasa isterinya ini diperhatikannya oleh beberapa orang. Dan seperti sifat protectivenya semakin menjadi-jadi setelah kejadian di rumah mama waktu itu. Karena Kafka ga akan membiarkan Safira sendiri lagi seperti waktu itu. Dan akan membuat Safira selalu bahagia selama di sisinya. "Selamat siang, mau pesan apa?"  tanya waitress " Sayang kamu pesan apa?" tanya Kafka " Hemm aku mau fettuchini cabonara sama Choco lava cake trus minumnya lemon tea aja." Kata Safira memesan makan siangnya "Kita pesan fettuchini carbonara satu, tenderloin steak satu. Trus minumnya lemon tea dan orange juice. Trus choco lava cake satu  aja." kata Kafka membacakan pesanannya dengan Safira Sang waitress tampak memandang Kafka. Ia tampak seperti ingin mengatakan sesuatu. " Masnya Kafka Rainhard ya? Boleh saya minta tanda tangannya mas? Saya fans berat Mas Kafka." kata waitress itu gugup sekaligus senang "Boleh." Kata Kafka sambil tersenyum Kafka pun memberikan tanda tangan kepada waitress itu. Setelah mendapat tanda tangan Kafka ia langsung pergi. " Ka nanti malam tuh ada acara apa sih? Biasanya kamu juga datang sendiri kenapa sekarang aku jadi ikutan juga." Tanya Safira penasaran "Ya ga papa dong sayang aku kan pengin pergi sama kamu. Kamu kan tahu setelah ini kita ga akan ketemu lebih dari 1 bulan. Mungkin bisa lebih sampai 3 bulan. Jadi sebelum project baru aku yang akan dimulai minggu depan dan aku harus ada di Inggris hampir 1 bulan, aku ingin habisin waktu yang banyak sama kamu. Aku pengin kita sama-sama terus.” Kata Kafka sambil menatap mata Safira "Jadi kalau ujian skripsiku lulus dan aku bisa ikut wisuda kamu ga bisa datang ke wisuda aku dong." kata Safira cemberut " Maaf ya sayang nanti aku minta Mama nemenin kamu."kata Kafka merasa ga enak " Iya aku ngerti kok." kata Safira sedikit masam Safira harus mengerti dengan pekerjaan suaminya. Ia tidak akan menjadi perempuan yang cengeng karena tidak bisa setiap saat bersama Kafka. Tak berapa lama makanan mereka datang. "Yummy.... " Kata Safira setelah memakan makananya Dengan lahap Safira memakan makan siangnya. Ia benar-benar lapar siang itu. " Sayang makannya pelan-pelan aja" kata Kafka mengingatkan " Tapi ini enak banget sayang. Apalagi aku lapar banget." kata Safira sambil melahap makan siangnya Kafka sangat suka kalau melihat Safira makan. Ia tidak seperti wanita lain yang kalau makan harus pilih-pilih. "Sayang, udah selesai belum?" Tanya Kafka "Iya bentar aku ambil sepatu dulu. Kamu tuh ga sabaran sih." kata Safira sewot ketika keluar dari kamarnya. Kafka tercengang melihat penampilan Safira. Safira malam itu sangat cantik. Dengan gaun baby pink tanpa lengan dengan panjang  selutut serta rambut panjangnya dibiarkan terurai dengan bagian bawah seperti di curly. Dan Bella benar-benar bagus mendandani Safira. Safira diberi make up yang natural sehingga menambah kecantikan Safira. "Ka kenapa kamu ngelihatin aku kayak gitu. Dandanan aku aneh ya?" Tanya Kafka " Ga sayang kamu cantik banget" kata Kafka sambil mengecup pipi Safira Kafka masih takjub dengan penampilan Safira malam ini. Ia benar-benar cantik bagaikan malaikat. " Udah ayo berangkat sekarang tadi katanya telat." Kata Safira mengingatkan
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN