Suasana acara malam itu sungguh sangat ramai. Banyak artis ternama yang datang dalam acara penghargaan untuk sineas perfilman di Indonesia. Dan Kafka menjadi salah satu nominasinya. Wajar saja karena beberapa film yang Kafka mainkan selalu menjadi box office. Jadi bisa dibilang Kafka menjadi salah aktor yang paling di perhitungkan untuk memenangkan penghargaan ini.
Kafka baru saja memarkirkan mobilnya dan bersiap untuk masuk. Dari kejauhan sudah banyak wartawan yang datang di depan lobby tempat acara itu diselenggarakan.
"Ayo sayang kita masuk." Ajak Kafka
" Ka aku takut? Gimana kalau di dalam aku buat kamu malu? Gimana kalau mereka ngelihatin aku dan bilang kalau aku ga pantas jadi isteri kamu. Aku ga mau bikin kamu malu." kata Safira panik
Kafka melihat wajah isterinya ketakutan dan panik. Ia tahu ini pertama kalinya ia membawa Safira ke acara seperti ini dan dihadapan public. Walaupun orang di luar sana sudah tahu jika dirinya sudah menikah. Tapi karena Safra jarang ikut ke acara seperti ini jadi wajar saja jika mereka tidak mengenal Safira.
"Its ok sayang. Ada aku. Kamu tenang aja." Kafka pun menggenggam tangan Safira dengan erat
Kafka menggengam tangan Safira erat untuk meyakinkannya bahwa semuanya baik-baik saja.
" Jangan pernah lepas tangan kamu. Dan tetap selalu di sampingku." kata Kafka meyakinkan
Safira yang melihat kesungguhan hati sang suami jadi ga tega. Ia pun mulai mengatur nafasnya dan coba menenangkan diri. Ia memberi keyakinan pada dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.
" Ok aku siap." Jawab Safira yakin
Mereka pun segera menuju tempat acara dan sesuai janjinya Kafka terus menggengam tangan Safira. Dalam hitungan detik para wartawan sudah fokus dengan Kafka. Wajar saja Kafka jarang mempublikasin masalah pribadinya. Dan sekarang ia datang ke acara dengan seorang wanita. Dan ini berita besar untuk mereka. Jepretan foto terus memfoto mereka. Kafka dan Safira hanya berusaha tersenyum.
"Mas Kafka bawa siapa?" Tanya salah satu wartawan
" Ini isteri saya." Jawab Kafka singkat dan langsung pergi menuju tempat acara
Dan tentu saja menyisakan kebingungan bagi para wartawan. Karena aktor besar di Indonesia membawa seorang wanita dan secara tiba-tiba langsung memperkenalkan wanita itu sebagai isterinya. Ini menjadi berita yang menggemparkan. Dan para wartawan langsung menelepon kantor mereka masing-masing untuk memberitakan berita ini.
"Are you ok." tanya Kafka setelah masuk
" I'm ok." kata Safira sambil tersenyum
Di dalam ternyata sudah banyak tamu undangan yang datang. Dan selanjutnya Kafka mengenalkan Safira pada teman-temannya. Hampir semua reaksi mereka sama yaitu kaget dan ga menyangka kalau Kafka sudah menikah dan memuji kecantikan Safira isterinya. Bahkan ada yang secara terang-terangan terus memandangi Safira. Dan itu membuat Kafka sedikit cemburu. Kafka menyadari kalau isterinya ini jika berdandan maka ia terlihat sangat cantik seperti malam ini. Jadi Kafka jarang membawa Safira pergi ke acara-acara seperti ini karena ia tak ingin ada laki-laki lain yang melirik isterinya. Jadilah selama acara berlangsung Kafka terus menggenggam tangan Safira dan memeluk pinggang Safira posesif menandakan kepemilikan Safira hanya milik Kafka Rainhard.
Acara pun dimulai beberapa penghargaan sudah diberikan dan sekarang pengumuman aktor terbaik akan diumumkan. Dan nama Kafka yang disebut sebagai pemenangnya. Kafka langsung naik ke panggung.
"Terima kasih atas penghargaan yang diberikan kepada saya. Dan penghargaan ini saya tujukan untuk isteri saya. This is for you sayang." kata Kafka di akhir kata-katanya
Kafka pun segera menuju Safira. Ia dapat melihatmata Safira yang berkaca-kaca.
"Sayang, selamat ya. Aku yakin kamu pantas mendapatkan penghargaan ini. Dan aku sangat bangga sama kamu." kata Safira sambil menggenggam tangan Kafka
"Makasi sayang." Jawab Kafka bahagia
Mereka berada di sana sampai akhir acara. Ketika pulang pun mereka sangat kesusahan keluar karena banyak wartawan yang mengerubungi mereka. Karena para wartawan sangat penasaran dengan sosok isteri seorang Kafka Rainhard. Ketika keluar dari tempat acara sampai ke mobil, Kafka terus memeluk Safira agar para wartawan tidak terlalu mendekat ke isterinya. Kafka bisa melihat Safira merasa tidak nyaman dengan Blitz kamera yang mengarah kepadanya.
Akhirnya mereka sampai dirumah setelah mereka harus berjuang untuk bisa pergi dari tempat sana. Tentu saja dibantu dari pihak managementnya yang membantu mereka pergi. Sesampainya di rumah baik Safira dan Kafk segera membersihkan diri.
"Ka aku ga nyangka kamu bisa dapat penghargaan itu. Dan kamu juga ga nyangka kamu bisa hadapin perlakuan mereka setiap hari. Aku salut deh sama kamu." kata Safira sambil tidur memeluk Kafka
Kafka pun semakin mengeratkan pelukannya pada Safira. Karena tidur dengan memeluk Safira seperti ini sangat nyaman baginya. Safira pun juga merasa nyaman tidur di pelukan Kafka.
Safira sudah bangun dan sekarang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Sedangkan Kafka masih terlelap tidur. Ia membuat kopi untuk Kafka dan menyiapkan waffle untuk sarapan pagi ini. Tiba-tiba ada tangan kokoh memeluk Safira dari belakang.
"Pagi... Kamu kok udah bangun?" kata Safira yang masih sibuk menyiapkan sarapan
" Habis isteri aku ga ada dikamar. Jadi aku cariin deh." Kata Kafka manja
Safira tahu jika suaminya ini baru bangun tidur ia selalu terlihat seperti anak-anak. Ia selalu manja kepada Safira. Seperti pagi ini selama Safira memasak, Kafka terus saja memeluknya dari belakang dan sesekali mencium leher Safira. Yang membuat bulu kuduknya berdiri. Tapi Safira sudah mulai terbiasa dengan sifat manja sang suami. Yang penting ia hanya manja pada dirinya jangan dengan perempuan lain.
"Aku kan harus buat sarapan. Ini kopinya." Kata Safira menyerahkan kopi kepada Kafka
"Makasi sayang." Jawab Kafka sambil meminum kopi buatan Safira
" Oya kamu hari ini ada acara apa?" Tanya Kinan
" Aku di rumah aja sih. Emang ada apa?" Tanya Kafka
"Ya udah kamu di rumah aja aku mau ke supermarket mau belanja bulanan. Soalnya udah beberapa bahan makanan sudah habis. Dan ini memang udah jadwalnya belanja juga sih." Kata Safira menjelaskan
"Biar aku yang anterin belanja. Sekali-kali aku nemenin kamu belanja." kata Kafka
"Are you serius..?"tanya Safira tidam percaya
Wajar saja Safira kaget dengan jawaban Kafka. Karena ini untuk pertama kalinya Kafka akan menemaninya belanja bulanan. Karena seringnya Safira sendiri yang belanja bulanan.