Safira sudah bangun sejak setengah jam yang lalu tapi ia masih enggan untuk pergi dari tempat tidurnya. Ia tampak asyik memandang wajah seorang laki-laki yang jadi idola seantero negeri yang super m***m siapa lagi kalau bukan suaminya Kafka Rainhard. Wajah tenang dan damai ketika tidur ini pasti akan sangat dikangenin Safira untuk 3 bulan ke depan. Karena ya Kafka harus menyelesaikan pekerjaannya di London. Ia harus menyelesaikan project film terbarunya. Safira tahu pekerjaan Kafka mengharuskan dia untuk sering pergi ke luar kota bahkan luar negeri untuk waktu yang lumayan lama. Tapi kali ini Kafka akan pergi cukup lama dan tempatnya jauh dari dirnya. Sebenarnya ia ingin ikut menemani Kafka tapi ia harus menyelesaikan sidangnya yang akan menentukan masa depan Safira ke depan.
Terkadang Safira sempat berpikir pada dirinya sendiri apa yang membuat seorang Kafka Rainhard jatuh cinta padanya. Padahal Kafka seharusnya tahu jika mereka memiliki banyak perbedaan yang sangat besar. Selain ya keluarga Kafka yang sangat kaya raya tapi Kafka memiliki penampilan yang sangat bisa membuat siapapun wanita jatuh cinta. Safira tahu bahwa ada beberapa artis wanita menaruh hati pada suaminya. Tapi Kafka tak sedikitpun goyah jika ada wanita lain menggodanya. Padahal dibandingkan dengan para teman artis Kafka, Safira bisa dikatakan jauh berbeda. Bayangkan saja siapa sih Safira Aprilia. Safira Aprilia hanya seorang gadis yatim piatu yang tidak punya siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Bahkan untuk bertahan hidup ia harus berjuang mati-matian. Tapi Kafka tak pernah mempermasalahkan itu semua. Yang Kafka mau hanya dirinya. Kafka hanya ingin Safira selalu ada disampingnya. Dan itu sudah lebih cukup menurut Kafka.
Selain Safira beruntung mendapatkan Kafka dalam hidupnya, ia juga punya keluarga baru yang sempat hilang dari hidupnya. Ia memiliki keluarga baru yang sangat ia impikan sejak kecil. Keluarga Kafka begitu sayang padanya padahal mereka tahu jika Safira jauh berbeda dengan mereka. Mereka tak pernah mempermasalahkan itu semua. Yang terpenting bagi mereka kebahagian anak-anak mereka.
Dan sejak itu Safira pun berjanji akan selalu mendampingi Kafka apapun yang terjadi. Serta melakukan apapun untuk kebahagian Kafka dan keluarga barunya. Karena bagi Safira mereka adalah hal paling berarti bagi Safira.
Safira pun kembali memandang wajah Kafka. Safira akan puas-puasin memandang wajah Kafka sebelum ia pergi nanti.
"Morning." Sapa kafka sambil memberikan ciuman selamat pagi untuk isterinya
"Maaf ya aku bangunin kamu." kata safira merasa ga enak menggangu tidur Kafka
Tanpa disangka Kafka menariknya ke dalam pelukannya. Safira pun mengeratkan pelukannya ke Kafka. Ia merasa nyaman berada disana karena merasakan kenyaman.
"Ka, aku boleh tanya sesuatu sama kamu?" Tanya Safira
" Ya sayang mau tanya apa?" Kata Kafka sambil mengecup bahu telanjang sang isteri
" Kenapa kamu pilih aku jadi isteri kamu. Padahal kamu tahu aku bukan perempuan yang sempurna sedangkan kamu nyaris sempurna ya walaupun sifat boros dan sifaaat m***m kamu yang semakin menjadi-jadi setelah kita menikah." kata Safira menyindir sang suami
"Hahahaha...........Hahahaha......."
Kafka hanya tertawa mendengarkan pertanyaan isterinya ini.
"Sayang dengerin aku, aku pilih isteri bukannya yang sempurna tapi isteri yang memberikan aku kenyaman dan aku berpikir kalau she is the one for my life. Wanita yang akan menjadi ibu yang baik untuk anak-anak aku kelak. Dan yang terpenting keluarga aku sayang sama kamu. Kamu tahu sendiri gimana Mama sayang banget sama kamu. Bahkan aku anaknya sendiri sering kalah kalau mama udah belain kamu. Trus kenapa aku mesti ga milih kamu. Jadi jangan pernah beranggapan kalau kamu ga pantas buat aku. Karena bagiku kamu wanita yang paling pantas untuk selalu ada disamping aku sampai kapanpun itu."kata Kafka penuh cinta
Safira pun membenamkan kepalanya di d**a bidang Kafka. Untuk menutupi air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia beruntung bisa menjadi isteri seorang Kafka yang memberikan limpahan cinta dan kasih sayang. Ia jadi pasti akan kangen berat ketika Kafka harus pergi selama 3 bulan. Tapi Safira harus ngerti karena ini juga demi pekerjaan.
"Ka nanti kamu telat loh." kata Safira mencoba mengingatkan sang suami
"Masih banyak waktu aku masih mau peluk kamu dulu. Setelah ini aku bakal kangen pelukan kamu, ciuman kamu, dan yang pasti Kafka junior bakalan kangen berat sama kamu." kata Kafka mulai mesum
Safira malu mendengar kata-kata m***m yang suaminya ucapkan. Bisa-bisanya ia berkata begitu.
Kafka pun semakin mempererat pelukannya. Sedangkan Safira semakin nyaman menenggelamkan kepalanya di d**a bidang milik sang suami. Menghirup bau khas Kafka yang pasti akan ia rindukan selama mereka tak bertemu 3 bulan nanti.
"Ka, masih ada barang yang mau dimasukin g?" Tanya Safira
Kafka hanya tersenyum melihat isterinya sedang sibuk menyiapkan perlengkapannya bekerja.
"Kayaknya udah sayang. Nanti kalau ada yang kurang aku beli disana aja." Kata Kafka santai
" Ka obat-obatannya udah aku masukin juga ya. Jangan sampai lupa makan ya Ka. Dan ingat jangan sampai kelelahan. Kalau ada waktu break digunain buat istirahat." Kata Safira mengingatkan
" Iya sayang kamu tenang aja. Kamu juga kalau ada apa-apa kamu langsung telepon aku. Kalau butuh bantuan kamu minta bantuan Kak Mila aja. Kalau kamu takut di apartemen sendiri mending tidur di tempat mama aja." Kata Kafka penuh perhatian
"Iya kamu tenang aja sayang. Sayang disana pokoknya kamu harus jaga kesehatan ya. Aku ga mau kamu sakit." kata Safira sambil memeluk Kafka
"Iya sayang." Kata Kafka mengeratkan pelukannya pada Safira
Sudah 1 Minggu lamanya Safira di tinggal Kafka ke Inggris untuk syuting project film terbarunya. Walaupun mereka masih tetap saling berkomunikasi untuk menanyakan kabar. Safira pun mulai fokus untuk persiapan sidang skripsinya. 3 hari ke depan sidang skripsinya akan dilakukan. Jadi harus terus belajar untuk bisa menguasai skripsinya. Seperti sore ini ia sedang mempelajari materi sambil ditemani hot chocolate favoritenya.
Tiba-tiba bunyi bel berbunyi tanda ada tamu yang datang. Dan segera ia menuju pintu dan membukakan pintu. Ketika dibuka tampak seorang perempuan cantik berdiri di depan pintu rumahnya.
"Selamat sore, maaf anda mencari siapa?" Tanya Safira sopan
" Apa benar ini rumah Safira Aprilia," tanya perempuan itu
"Iya saya Safira Aprilia." kata Safira bingung
"Kakak......" Teriak perempuan itu tiba-tiba
Dengan tiba-tiba perempuan itu memeluk Safira....