"Anggota keluarga pasien Irish?" Seorang suster menghentikan langkah Dinda yang tengah berjalan pelan hendak meninggalkan area ruangan persalinan. Air matanya sudah tak sanggup lagi untuk ia tahan, ke dua matanya memerah dan tangisnya masih saja pecah hingga saat ini. Dinda mengangguk pelan sembari menghapus air matanya yang masih saja menetes. Ia tidak menangis karena terlalu khawatir, ia menangisi Reza yang memang menjadikannya sebuah tameng sebagai bahan untuk melupakan sosok Irish. Tapi sayangnya, Reza dan dirinya sama-sama gagal. Reza gagal menjadikannya yang terbaik, karena baginya yang terhebat tak pernah tergantikan. Sedangkan dirinya, ia kalah dalam semua hal. Semua perjuangannya selama ini kini tak berarti lagi. Satu-satunya jalan yang saat ini harus ia ambil adalah, ikhlas. "