Al membuka pintu rumah Dinda dengan kasar, Dinda yang awalnya berada di meja kerjanya langsung mendongak, menatap tajam ke arah sahabatnya tersebut. "Irish beneran gak ada di sini?" Tanya Al pada Dinda. Gadis itu membuat pulpen yang tadinya ia pegang ke sembarang arah, melipat ke dua tangannya di d**a sembari menatap Al dengan jengah. "Sejak kapan Lo gak percaya sama gue? Gue gak nyangka ya, perjalanan persahabatan kita renggang cuma gara-gara sikap cemburu." Sindir Dinda dengan tajam. "Dan sejak kapan juga Lo gak peduli sama Irish? Lo bahkan gak bantuin gue nyari dia. Gak nyangka, kisah persahabatan kita cukup sampai di sini." Sahut Al balas menyindir. Dinda diam tak mampu bersuara, ia merendahkan pandangannya lantas memasang ekspresi lemah. "Sejak kapan Irish hilang?" Tanya Dinda mul