Al menekuk ke dua lututnya di depan Irish yang tengah duduk di atas ranjang kamar mereka, di dalam kamar yang luas ini, hanya ada mereka berdua, yang lainnya tengah menunggu di luar sembari berebut untuk menggendong malaikat kecil buah hati Al dan Irish. Pria tampan itu mulai bersuara, menjelaskan ala yang waktu terjadi, apa yang ia lakukan saat itu dalam keadaan tidak sadar. Dan Irish mendengarkannya dengan seksama. Di sini, ia boleh terluka, tapi tidak boleh egois dan memutuskan sesuatu dengan asalan. Ada seseorang yang harus ia pikirkan kebahagiaannya. Ke dua tangan Al terulur, menyentuh ke dua tangan sang istri lalu menenggelamkan wajah tampannya yang berlinang air mata di saja, dan tidak ada respon dari Irish. Gadis itu masih saja diam membisu, bahkan bergerak pun tidak, hanya menge