BAB 11 - Ganteng tapi galak

1041 Kata
Kini Adrian mengerti, Alasan Eva selalu mengenakan pakaian besar dan berpenampilan cupu. " Kalau dia berpenampilan seperti perempuan pada umumnya, mungkin banyak p****************g yang akan meliriknya?! " Batin Adrian, sambil melirik Eva. " Baiklah, mari lupakan kejadian ini. Tapi saya serius sama ucapan saya tadi, kamu harus menghilangkan sikap ceroboh kamu, Suster Eva! " tak hentinya, Adrian memberikan peringatan keras pada Eva. " Baik, Tuan. Terimakasih, sudah memaklumi kecerobohan saya. Saya janji nggak akan mengulanginya lagi! " Tutur Eva, tak berani menatap Adrian. " Sudahlah. Berhubung Rayyan tidur, lebih baik kamu makan dulu. Aku membeli sesuatu yang bisa di makan, tadi. Kalau kamu nggak suka, nggak usah dimakan! " Katanya, sembari menunjuk ke arah meja. Disana ada beberapa kantung plastik berisi makanan. Setelah melihat Adrian pergi, barulah Eva mengambil makanan tersebut. Rupanya, Adrian membeli menu makanan yang ada di Vila tempat mereka menginap. Masakan rumahan, yang masih hangat dan cocok di santap di cuaca dingin seperti saat ini. Eva yang kelaparan pun, segera menyantapnya dengan senang hati. Eva tersenyum, karena seiring berjalannya waktu, ia jadi tau bagaimana Adrian yang sesungguhnya. Meskipun dari luar tampak dingin, tetapi Adrian rupanya Pria yang sangat baik. " Sayang sekali, orang seperti Tuan Adrian malah di tinggal sama Istrinya. " Gumam Eva, menyayangkan sesuatu. Beberapa saat kemudian, Eva keluar bersama Rayyan yang sudah bangun. Disana, ada Topan dan juga Adrian yang sedang membicarakan sesuatu. Sebelum keluar, Eva telah lebih dulu mengAsihi Rayyan, sehingga dirinya bisa mengatasi rasa nyeri di dadanya. Tak mau mengganggu pembicaraan Topan dan majikannya, Eva pun memilih pergi menuju ke kolam ikan bersama Rayyan, untuk melihat ikan. Rayyan yang sudah bisa berjalan, membuat bocah itu penasaran dengan kolam ikan. Namun Eva bergegas lebih cepat, untuk menangkap tubuh Rayyan, agar tidak terjatuh ke kolam. " Eit, jangan main disini. Lihat aja dari sini, ya?! " Tutur Eva, mencubit kecil hidung Rayyan. Saat ini, Rayyan sedang memasuk masa toodler, sehingga membutuhkan tenaga ekstra untuk menjaga anak itu. Ketika Adrian dan Topan sedang sibuk membicarakan soal arah jalan pulang, tiba-tiba terdengar suara gemercak air yang keras. Selain itu, Adrian juga mendengar suara pekikan Eva. Sontak Pria itu segera beranjak dari tempat duduknya, lalu menekan rokoknya ke asbak. Ia segera berlari menuju ke kolam, karena teringat jika Rayyan suka melihat ikan. Siapa sangka, rupanya bukan Rayyan yang jatuh ke air, melainkan Eva. Disana, Adrian segera memeluk Rayyan. Ia sudah cukup panik, karena takut Rayyan-lah yang terjebur ke kolam. Netranya lalu beralih menatap Eva, yang gelagapan jatuh ke dalam air. Beberapa orang melihat Eva yang sedang berusaha naik ke atas. " Padahal baru tadi pagi kamu bilang, kalau kamu nggak akan ceroboh. Tapi apa ini, Suster Eva? " Ucap Adrian, menatap tajam Eva. " Maafkan saya, Tuan! " Eva hanya bisa menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Adrian. Sejenak Adrian memberikan Rayyan pada Topan, lalu tiba-tiba ia melepaskan jaketnya dan digunakan untuk menutupi tubuh Eva. Pakaian Eva yang basah, membuat tubuhnya mengecap. Adrian lantas segera menutupinya dengan jaket, sebelum tubuh Eva menjadi bahan tontonan banyak orang. Melihat itu, Eva tersentak dan menatap majikannya, " Ti, tidak perlu, Tuan. Nanti baju anda kotor! " Ujar Eva, masih tetap menundukkan kepalanya. " Pergilah ganti pakaianmu, kalau kamu nggak mau jadi tontonan! " Katanya dengan dingin. Eva menganggukkan kepalanya, dan berlalu ke kamarnya. Lagi-lagi ia merutuki dirinya sendiri yang ceroboh dan mudah membuat kesalahan. Akhirnya membuat Adrian__majikannya marah-marah lagi padanya. Alasan Eva terjatuh ke dalam air ialah karena dia menghalangi Rayyan, yang hampir jatuh ke kolam. Karena tidak berpegangan dengan baik, akhirnya Eva yang menggantikan Rayyan terjebur ke kolam. " Tuan, jangan galak-galak sama Suster Eva. Bisa saja dia mengejar Tuan muda yang hampir jatuh ke kolam, " Ujar topan, tepat sekali perkiraannya. Selama berada di puncak, Topan seringkali mendengar Majikannya kerap memarahi Suster Eva. " Kamu, sejak kapan kamu mempedulikan dia? Apa dia kekasihmu? " Cetus Adrian, menatap tajam Topan. " Ti, tidak. Bukan begitu, Tuan. Maksud saya, kalau anda marah-marah terus, takutnya dia nggak mau karja sama anda lagi. Bukannya sulit mencari pengasuh? " Topan dengan pelan menjelaskan maksdunya. Sedikit heran dengan sikap majikannya yang sangat dingin dan tak berperasaan. Terkadang Topan juga tak mengerti mengapa ada orang seperti Adrian. Lain dari pada itu, Eva kini berada di kamar mandi. Ia menatap wajahnya, dan merutuki diri yang terus membuat kesalahan. Tetapi mau bagaimana lagi. Memangnya siapa yang mau jatuh ke dalam air? Eva kini kembali mengenakan pakaian yang semalam ia beli di tempat tersebut. Tak lama kemudian, ia kembali keluar ke tempat Adrian berada. Rupanya, mereka sudah mulai mengemasi barang-barangnya ke dalam mobil. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya jalan utama sudah bisa di lewati. ** Di tempat lain, sejak kemarin para pelayan cukup senggang karena majikannya tidak ada di Rumah. Namun, beberapa dari mereka ada yang mengecam Suster Eva, dan menilai bahwa nasib Suster Eva sangat nyaman. Disaat yang lain bekerja keras, Eva justru jalan-jalan bersama majikan. Tanpa mereka tahu, bahwa Eva kerap di marahi oleh Adrian__majikannya. " Aku iri sama suster Eva, bisa jalan-jalan sama majikan kita yang ganteng! " celetuk Susi, salah satu pelayan yang suka menggunjing Eva. " Ganteng tapi galak, sama aja. Bukannya dia juga sering di marahi sama Tuan Adrian. " Timpal yang lainnya, yang pernah mendengar Eva di marahi oleh Adrian. Beberapa dari mereka tahu, bahwa pelayan yang paling sering di marahi adalah Suster Eva. Pasalnya, penampilan Eva sangat udik dan tak enak di pandang. Sehingga siapa saja yang melihatnya akan kesal. Pada saat yang sama, saat mereka sedang sibuk membicarakan Eva, tiba-tiba ia mendengar suara mobil yang terparkir di halaman. Sontak mereka segera beranjak bangun, dan mengentikan gibah-nya. " Wahh, aku nggak nyangka akan mereka kembali lebih awal. Ayo bubar! " Ujar Susi, membubarkan circle-nya agar berhenti menggosip. Kini Eva turun, bersama Rayyan di gendongannya. Saat Eva berjalan membawa Rayyan masuk, tiba-tiba Adrian menyalip langkahnya tanpa mengatakan apapun. Eva tersentak kaget, menatap punggung Adrian yang semakin jauh. Diam-diam, Adrian kembali memakaikan jaketnya pada Eva untuk menutupi tubuhnya. Eva mengernyit bingung, melihat sikap majikannya. Ia hanya bisa menghela napasnya dan kembali melangkahkan kakinya. " Dia jadi sering menutupi tubuhku, setelah tau alasanku mengenakan pakaian longgar! Bukan ide yang buruk sih, tapi tetep aja, kalau dia melakukannya secara mendadak begini, aku kan jadi berdebar! " Gumam Eva, memikirkan perubahan sikap majikannya. ** Next....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN