ABIMANYU ANAK ARJUNA

1022 Kata
Sudah satu minggu berlalu sejak Arjuna mengajaknya bicara berdua di dalam mobil. Dan sejak saat itu Arjuna tidak pernah menampakkan batang hidungnya di sekolah lagi. Kania merasa ada yang berbeda. ya bisa dibilang dia mulai terbiasa dengan sikap aneh Arjuna setiap harinya. Hari ini Kania pulang lebih awal karena anak-anak sedang menjalankan Ulangan Akhir Semester. seperti biasa dia pulang naik angkot. setelah sampai di depan gang dia berjalan menuju rumah bu Yuni untuk menjemput Bima. baru akan melangkah ke rumah kontrakannya, Kania dikejutkan dengan kehadiran seorang pria yang berdiri di depan motornya.menggunakan jaket kulit berwarna coklat dengan rambut yang dipotong pendek. tidak seperti biasanya. Pria itu tampak lebih rapi dengan rambut yang dipotong pendek dan wajahnya yang bersih dari kumis dan jambang. tampak lebih maskulin. untuk sesaat Kania terpesona dengan ketampanan Pria itu. mengingatkan. pada sosok yang dicintainya waktu masih kelas satu SMA. "Assalamualaikum Kania" sapa laki-laki itu. "waalaikumsalam..ngapain kamu kesini? darimana kamu tahu aku tinggal disini? "Om?? Om yang waktu itu sama pak Indra nganterin Bima pulang kan?" "Iya Sayang". Juna berjalan mendekati Bima.dia berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi Bima.kemudian memeluk anak itu. Kania menarik Bima hingga tubuh Juna tersentak. "Ngapain kamu peluk-peluk anakku?" Kania matanya berkilat amarah. dia nampak cemas dengan sikap Juna pada Bima. "Boleh kita ngobrol di dalam? ga enak dilihat tetangga-tetanggamu Kania". Tanpa menjawab, Kania langsung membuka pintu rumahnya. Tanpa dipersilahkan juga, Juna menerobos masuk ke dalam. Juna mengamati rumah kontrakan Kania yang kecil. "apa maumu sebenarnya Juna?" tanya Kania. "Mauku cuma satu Kania yaitu menikah denganmu". "Jangan mimpi Juna. itu ga akan mungkin". "Kenapa nggak mungkin? Bima anakku kan?kenapa kamu egois dengan membiarkan Bima hidup tanpa kasih sayang Ayah. "Bima sudah terbiasa tanpa Ayah. Ayahnya Bima sudah meninggal". "Kamu yakin Ayahnya Bima sudah meninggal? Kania dengan kamu memberikan nama Abimanyu di nama anakmu, jelas kamu memang mengakui kalau Bima adalah anakku. kamu tahu pada kisah pewayangan, Abimanyu itu adalah anak dari Arjuna. apa jangan bilang kamu tidak tahu tentang itu?" Kania tersentak mendengar penjelasan Juna. Dia tidak tahu tentang hal itu. Kania ingin memberi nama anak pertamanya berawalan huruf A, dan setelah mencari-cari Akhirnya dia memilih nama Abimanyu seorang yang gagah berani.Untuk pertama kalinya Kania menyesal telah memberi nama pada anaknya Abimanyu. Kania bukan orang Jawa, dia tidak tahu tentang hal itu. apakah ini yang disebut jodoh? iya Jodoh Bima untuk bisa bertemu dengan Ayah kandungnya. "Bukan , aku cuma iseng memilih nama itu. bukan karena aku membenarkan dia anakmu". Kania mulai terlihat cemas. keringat dingin bercucuran. Dia ketakutan. "mama, koq Om nya ga dibikinin minum? Kasihan atuh mah" Kata Bima yang sedang mengerjakan PR nya di kamar. "Ah iya sayang.." Kania langsung masuk ke dapur dan membuatkan Juna minum.Dia terpaksa melakukan itu karena tidak mau memberi contoh yang buruk pada anaknya. "Silahkan diminum" ucap Kania pada Juna. yang diikuti senyuman oleh Juna. "ini lihatlah. sekarang kamu tidak akan bisa mengelak lagi Kania" Juna meletakkan Amplop di atas meja. Kania nampak kebingungan.dia merasa semakin cemas. diraihnya amplop itu perlahan, kemudian mengeluarkan isinya dan membacanya. Kania begitu syok dan kaget membaca hasil pemeriksaan DNA Juna dan Bima. hasilnya positif. iya kini Juna sudah tahu kalau Bima memang anak kandungnya. " Apa maksud semua ini? kapan kamu melakukan semua ini?dan tanpa sepengetahuanku?" Kania mulai menangis. "Kalau aku memintanya langsung padamu. kamu tidak akan mau menjawabnya kan?akhirnya aku mencari kebenarannya sendiri. dan benar dugaanku kamu hamil waktu itu dan kini aku tahu Bima adalah anakku. Apa kamu masih juga egois mementingkan kebencianmu padaku dan melupakan hak seorang anak untuk mendapat kasih sayang ayahnya?" Kania semakin menangis. Juna berusaha mendekatkan tubuhnya bersebelahan dengan Kania. Dia menatap Kania lekat namun Kania membuang muka ke arah lain. "Kenapa kamu lakukan ini padaku Juna? belum puaskah kamu menghancurkan masa depanku hah? Belum cukupkah kamu membuatku menderita selama ini?Aku benci kamu Juna, aku benci kamu". Arjuna menyentuh dagu Kania dan ditolehkan ke hadapannya. "Lihat aku baik-baik Kania. Aku memang b******k. tapi ijinkan aku memperbaiki semuanya. ijinkan aku membahagiakan kalian untuk menebus dosa-dosaku. "Aku tidak mau Bima punya Ayah pemakai kayak kamu". Arjuna melepaskan tangannya dari dagu Kania. "Darimana kamu tahu aku pernah memakai barang haram itu?" "Aku melihatmu waktu kamu ada didekat gudang sekolah waktu itu" Juna mengingat-ingat kejadian itu. agak lama namun dia masih mengingatnya. "Aku pernah memakainya hanya sekali Kania. saat itu aku benar-benar kalut. Ibuku meninggal bunuh diri karena tidak tahan dengan sikap ayahku yang otoriter. terakhir ibuku sudah tidak kuat saat melihat ayahku membawa wanita lain ke rumah. ibuku langsung mengakhiri hidupnya. aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. dan masih ditambah ayahku yang selalu memaksaku memenuhi keinginannya.Aku tidak boleh ini dan itu. semua serba diatur.sampai suatu ketika Rama menawariku barang haram itu agar aku bisa lupa dengan masalahku.Aku tidak tahu kalau waktu itu kamu melihatku". "Tidak usah banyak alasan Juna.Aku tidak mau mendengar alasan apapun dari mulutmu".. "Asal kamu tahu Kania. Aku mencintaimu dari awal bertemu kamu. Hingga aku memberanikan diri untuk menyatakan cinta padamu. tapi kamu menolakku. Sampai tiga tahun aku menunggumu Kania.tapi kamu tidak juga membuka hatimu buat aku.maafkan jika saat itu aku jadi gelap mata. satu-satunya cara mendapatkanmu adalah dengan menodaimu. Aku sadar apa yang aku lakukan itu salah. Aku menyesal Kania. Tolong jangan siksa aku lagi. Aku benar-benar ingin bersamamu dan Bima anak kita". Airmata Kania semakin deras. dia sudah tidak kuat lagi berada di dekat Juna. Dia ingat bagaimana sakitnya dia berjuang melahirkan Bima tanpa didampingi suami , dia ingat bagaimana dia berjuang mencari nafkah untuk Bima. semua berkelebat di kepalanya. "Tolong pergilah Juna. aku ingin sendiri saat ini" . Kania bangkit dari duduknya. Arjuna spontan memeluknya dari belakang. Kania meronta. namun pelukan itu bertambah kuat. "Aku tidak mau pergi dan aku tidak tidak akan pergi. aku akan bersamamu dan Bima.tolong maafkan aku Kania". Kania semakin kuat melonggarkan pelukan Juna. tapi sia-sia. "Jangan kurang ajar kamu Juna. Kamu bukan muhrimku. jangan sentuh aku!!!" "Aku akan segera menghalalkannya. Kamu jangan meragukan kemampuanku Kania". Juna Melepaskan pelukannya dan bergegas keluar dari rumah Kania.semakin lama bersama dengan perempuan itu, dia takut melakukan hal yang lebih jauh lagi. mulai hari itu Juna akan lebih sering menemui Kania dan akan mengajak Bima jalan-jalan seperti layaknya seorang Ayah pada anaknya ********
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN