Bab 14. Ada Luka tak Terlihat

1203 Kata

Pagi itu, meja kerja Karin kosong. Tidak ada tumpukan kertas yang biasanya ia rapikan atau laptop yang selalu menyala lebih dulu dibanding milik karyawan lain. Suasana kantor jadi janggal. “Pak Harris, Karin izin tidak masuk,” lapor salah satu staf begitu Harris tiba. Harris menghentikan langkah. “Alasannya?” “Kurang sehat, Pak. Katanya butuh istirahat.” Jawaban itu membuat kening Harris berkerut. Karin jarang sekali absen. Bahkan, saat flu pun ia tetap memaksa masuk. 'Apakah sakitnya berlanjut?' Tanpa banyak bicara, Harris masuk ke ruangannya. Tapi pikirannya tidak tenang. Ia membuka laptop, mencoba menenggelamkan diri dalam laporan proyek, tapi tak sampai lima menit ia menutup layar dengan kasar. “Sial,” gumamnya. Ia meraih ponsel dan menulis pesan singkat ke nomor Karin. "Bagaim

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN