Langit malam terlihat gelap pekat ketika Algia berjalan pulang dengan langkah berat. Jalanan sudah sepi, hanya ditemani suara angin malam yang berhembus lembut. Gaun pesta yang tadi terlihat megah kini kusut dan ternoda, sementara riasannya mulai luntur oleh air mata yang tak mampu ditahannya sepanjang perjalanan pulang. Pesta prom yang seharusnya menjadi momen berharga dalam hidupnya justru berakhir dengan kenangan buruk yang akan terus terpatri di benaknya. Meja yang terguling, tawa mengejek teman-temannya, dan wajah Brandon yang memalingkan pandangan darinya saat dia terjatuh semuanya kembali terlintas di pikirannya. Algia berhenti sejenak di depan pintu rumahnya. Rumah yang biasanya menjadi tempat perlindungan kini terasa dingin dan sunyi. Dengan berat hati, dia membuka p