Langit malam memancarkan kegelapan yang sempurna, tanpa bulan ataupun bintang. Di tengah bayangan kota tua yang telah lama ditinggalkan, sebuah markas besar berdiri seperti benteng tak tertembus. Di dalamnya, para penjahat yang selama ini bermain kotor di belakang Maximus tengah berkumpul, tanpa menyadari bahwa malam ini adalah malam terakhir mereka di tempat itu. Di sisi lain kota, Maximus berdiri tegak di depan timnya. Wajahnya yang keras tidak menunjukkan emosi apa pun, tetapi matanya memancarkan ketegasan dan keteguhan. Di sebelahnya, Alano, ketua tim terbaik milik Alano sekaligus sekutunya, sedang memeriksa senjata bersama anak buah terbaiknya. “Semua sudah siap?” tanya Maximus dengan nada rendah namun tegas. “Siap, bos,” jawab salah satu anak buahnya sambil memeriksa u