Tidak butuh waktu lama sebelum makanan mulai berdatangan. Pelayan membawa piring demi piring, mengatur semuanya di meja mereka yang memang terlihat semakin penuh. Sepiring besar pizza, pasta dengan saus krim, salad, dan sup krim jagung berjejer di hadapan Gaia. Bahkan sebelum semua makanan tiba, dia sudah mulai mencicipi salah satu hidangan. Alano mengamati Gaia yang makan dengan lahap, seperti orang yang belum makan selama berhari-hari. Dia sendiri hanya sesekali menyuap pasta, lebih sibuk memperhatikan bagaimana Gaia bisa tetap antusias setelah hari yang begitu melelahkan secara emosional. “Kau benar-benar menikmati ini,” komentar Alano sambil menyeruput kopinya. “Tentu saja,” jawab Gaia dengan mulut penuh. Dia menutup mulutnya dengan tangan, lalu melanjutkan, “Hidup ter