Bab 7 - Kontrak Seumur Hidup

1385 Kata
"Sumpah ya, kamu adalah pria paling aneh yang pernah aku temui," kata Viola yang masih tercengang dengan kalimat pada kertas di tangannya. "Entah apa yang ada di otak kamu. Bisa-bisanya berpikir tentang hal yang nggak masuk akal begini," sambung Viola. "Kenapa kamu bilang nggak masuk akal? Katanya, Tuhan selalu punya cara untuk mempertemukan pria dan wanita. Mungkin pertemuan kita terbilang aneh terlebih kita memiliki kesialan yang sama yaitu ditinggal menghilang calon pasangan. Tapi, Tuhan justru mempersatukan kita. Apa ini yang orang-orang sebut jodoh? Meskipun mulanya kita nggak saling kenal, ternyata kita ditakdirkan untuk menikah." "Sampai tadi kamu masih bilang kalau pernikahan ini untuk membunuh rasa malu sekaligus demi jabatan yang kamu incar. Sekarang tiba-tiba mengatakan tentang jodoh dan takdir. Kamu pikir aku akan terbuai?" "Memang benar, alasanku menikah karena yang kamu sebutkan barusan. Tapi tetap aja, terlepas dari itu semua ... pernikahan ini takdir." "Seharusnya aku nggak heran, kenapa Renata memilih ninggalin kamu. Sumpah, kamu itu menyeramkan banget." "Aku nggak memintamu langsung setuju, kok. Kamu boleh memikirkannya dulu. Jangan lupa sekalian pikirkan apa yang perlu kamu tulis di kertas," kata Reyhan. "Aku...." "Kita bahas lagi nanti setelah kamu punya keputusan, atau setelah kertas di tanganmu terisi," potong Reyhan. "Cuma itu yang mau aku bahas sama kamu, sekarang kamu boleh istirahat ke kamar," lanjutnya. Viola sebenarnya masih ingin protes, tapi sepertinya lebih baik dirinya menenangkan diri sekaligus menjernihkan pikirannya dulu. Ia perlu mencerna seratus persen semua hal gila yang terjadi hari ini. Mungkin setelah ini dirinya memiliki rencana untuk keluar dari segala permasalahan pelik ini. Bagaimana tidak, Viola mengira kesepakatan yang Reyhan tawarkan semata-mata pernikahan palsu. Dalam artian, ada jangka waktunya. Namun, setelah mereka resmi menikah ... kenapa Reyhan tiba-tiba jadi begini? Akhirnya, Viola pun pamit meninggalkan ruang kerja Reyhan. Sebelum keluar, Viola sempat menoleh sekali lagi ke arah meja kerja, tampak Reyhan sudah mulai larut dalam berkas-berkas yang Viola yakini berhubungan dengan pekerjaan pria itu. *** Saat ini Viola sedang duduk di sofa yang ada di kamarnya. Ya, lebih tepatnya kamar baru yang per hari ini menjadi tempat tidurnya. Di tangan Viola, ada pulpen dan kertas yang masih kosong. Padahal begitu banyak yang ia inginkan dalam hidup ini, anehnya ia tidak bisa menuliskan itu semua. Bahkan keinginan dalam pernikahan ini? Otak Viola seakan blank. Astaga. Viola baru teringat akan ponselnya. Ia pun mengambilnya dalam tas agar bisa mengeceknya. Ia ingin tahu siapa yang menghubunginya di saat-saat begini. Ia juga penasaran bagaimana respons keluarga besar dan semua orang yang mengenalnya. Benar saja, begitu banyak pesan berisi pertanyaan yang Viola terima. Ia sama sekali tidak heran. Justru Viola akan sangat heran jika semua orang tidak bertanya-tanya terhadap tragedi bergantinya mempelai pria. Dari semua pesan-pesan itu, tidak ada satu pun yang Viola balas. Wanita itu memilih membuka media sosialnya, siapa tahu bisa memberikan hiburan sehingga mengalihkan pikiran Viola dari kata takdir atau jodoh yang terus terngiang di telinganya. Baiklah, Tuhan memang penuh rahasia. Terkadang jodoh dan takdir seseorang itu tidak bisa ditebak. Namun, mana mungkin pernikahan Viola dengan Reyhan bisa dikatakan takdir? Bukankah itu terlalu berlebihan? Ah, berusaha tidak peduli. Viola kemudian mulai meng-scroll postingan-postingan di i********: yang didominasi oleh akun artis Korea favoritnya, akun hiburan dan beberapa akun gosip. Satu hal yang Viola sadari, beberapa akun gosip dan hiburan yang di-follow olehnya, kompak membagikan postingan yang sama, yakni video seseorang yang anehnya tampak tidak asing bagi Viola. Viola awalnya tidak peduli dengan berita viral atau yang hangat diperbincangkan, tapi saat membaca salah satu caption salah satu postingan akun gosip ... seketika Viola merasa semakin tidak asing. "Ketika dua insan sama-sama gagal menikah lalu dipersatukan menjadi suami-istri. Kesialan atau keberuntungan?" Sumpah demi apa pun Viola spontan langsung memutar video pada postingan tersebut. Seketika ia menemukan jawaban kenapa pria yang di-posting di mana-mana tampak tidak asing baginya, ternyata pria tersebut adalah Reyhan Danubrata. Ya, dalam video itu Reyhan masih mengenakan jas pengantin yang tadi siang dikenakannya. Viola sama sekali tidak tahu kapan video tersebut direkam. Dengan perasaan tak menentu, Viola mulai mendengarkan dengan saksama apa yang pria itu katakan sehingga video tersebut menjadi viral. "Bagaimana mungkin Anda menikahi gadis yang baru hari ini Anda temui?" "Kenapa hal itu menjadi tidak mungkin? Saya rasa apa yang saya lakukan bukanlah suatu kesalahan. Selagi saya bukan suami orang dan dia juga lajang ... menikah bukanlah hal mustahil, tidak peduli berapa lama kami saling mengenal," jawab Reyhan sangat tenang. Bahkan kelewat tenang dan lancar, seolah memiliki contekan karena memiliki kisi-kisi dari pertanyaan wartawan. "Bagaimana mulanya kalian bisa memutuskan untuk menikah? Padahal sebelumnya tidak saling mengenal?" "Kami dijadwalkan menikah di hari, tanggal, jam dan gedung yang sama. Tentunya dengan calon mempelai masing-masing. Sayangnya calon kami sama-sama menghilang entah ke mana," jelas Reyhan. "Gedung beserta dekorasinya sudah siap, saya yang nyaris mengobrak-abrik tempat itu ... tiba-tiba mendengar ada seorang wanita pingsan. Wanita itu ditinggal oleh kekasihnya sekaligus ditipu oleh WO fiktif. Dia mengira dekorasi yang sudah sempurna ini akan menjadi tempat dia dan kekasihnya menikah. Sayangnya dia ditipu karena semua ini untuk pernikahan saya." "Lalu Anda mengajaknya menikah?" Reyhan mengangguk. "Kurang lebihnya seperti itu. Saya meminta tim medis memeriksanya dulu. Setelah dirasa baik-baik saja, dia dibawa ke ruang pengantin wanita untuk mengganti gaun dan merias wajah serta menata rambutnya. Saat dia bangun ... barulah saya mengajaknya menikah." "Sejujurnya menurut kami ini hampir mustahil," komentar pewawancara. "Jadi Anda begitu yakin Viola akan menerima pinangan Anda sehingga memutuskan membawanya ke ruangan pengantin?" Reyhan tertawa sejenak. "Mustahil? Tidak ada yang mustahil. Tuhan selalu punya cara tidak terduga untuk menunjukkan kuasa-Nya. Termasuk menyangkut takdir dan jodoh." "Wah, saya terkesan mendengar jawaban Anda. Barusan Anda mengatakan tentang takdir dan jodoh. Apa itu artinya Anda yakin kalau Viola adalah jodoh Anda?" "Kenapa saya harus ragu? Dia istri saya sekarang." "Lalu bagaimana dengan cinta? Bukankah kalian baru bertemu sehingga otomatis tidak ada cinta pernikahan kalian?" "Cinta itu akan muncul seiring berjalannya waktu. Saya yakin itu. Tuhan sudah mempersatukan kami dengan cara yang tidak terduga. Tidak menutup kemungkinan cinta akan mengikuti perjalanan kami," ujar Reyhan. "Viola istri saya sekarang. Saya tentu akan mencintainya." Jujur, Viola tercengang mendengarnya. Kenapa Reyhan bisa setenang dan sesantai itu mengatakan kalimat barusan? Viola rasa, cara berbicara Reyhan di video dengan saat berbicara langsung sangatlah berbeda. Di video lebih baku, sedangkan saat langsung lebih santai. Viola pun lanjut menonton IG TV tersebut. "Bagaimana dengan Renata Marantika? Jika dia tidak menghilang, bukankah Anda seharusnya menikahinya? Anda mencintainya, bukan?" "Saya tidak punya alasan mencintai wanita yang menghilang tanpa tanggung jawab sepertinya. Seperti yang saya katakan beberapa saat lalu ... bahwa saya akan mencintai istri saya. Hanya Viola." Bagi Viola, kalimat-kalimat yang Reyhan lontarkan terdengar manis dan menyeramkan dalam waktu bersamaan. "Terlepas dari manisnya kalimat yang Anda ucapkan sedari tadi, saya ingin menanyakan. Sebelumnya maaf, mungkin ini agak sensitif tapi publik pasti curiga kalau ada kesepakatan dalam pernikahan kalian," kata pewawancara itu sangat hati-hati. "Maksudnya, mungkinkah yang Anda katakan hanyalah akting? Juga, pernikahan kalian ada jangka waktunya?" Lagi, Reyhan tertawa. "Maksudnya pernikahan kontrak?" "Bo-boleh dibilang begitu." "Saya tegaskan ini bukan pernikahan kontrak. Tapi, kalau kalian tetap curiga dan memaksa ini pernikahan kontrak ... baiklah, anggap saja begitu. Tentunya kontrak seumur hidup karena saya pastikan tidak akan pernah ada perceraian antara kami." "Ada pesan buat mantan calon pengantin yang menghilang?" Reyhan menggeleng. "Saya nggak punya alasan buat memberinya sepatah kata pun. Hanya saja, untuk Viola, istri saya, kalau kamu nonton ini ... terima kasih, ya. Terima kasih banyak udah bersedia menjadi istri saya." Video pun berakhir. Sebenarnya Reyhan itu pria macam apa, sih? Pria seperti apa yang kini menjadi suami Viola? Sumpah demi apa pun, Viola sampai tidak bisa berkata apa-apa usai menonton video viral tersebut. Sungguh, jika Reyhan sedang berakting, pria itu layak menjadi aktor hebat. Namun, jika tidak ... pasti pria itu kerasukan. Berusaha melupakan apa yang baru saja didengarnya, Viola memilih berbaring di tempat tidur yang ukurannya sangat besar, sangat berbeda jauh dengan kasur di kamar Viola selama ini. Hari ini terlalu melelahkan bagi Viola. Ia seharusnya cepat-cepat tidur dan bermimpi indah untuk memulihkan energinya lantaran seharian menjadi pengantin. Namun, jangankan bisa bermimpi indah, sekadar tertidur pun rasanya sulit. Akhirnya Viola hanya bisa terdiam sambil memikirkan banyak hal. Apa yang harus Viola lakukan sekarang? Sehari menjadi istri Reyhan saja rasanya sudah aneh sekali, apalagi kalau seumur hidup seperti yang Reyhan katakan. Pikiran Viola terus bercabang memikirkan banyak hal. Sampai pada akhirnya wanita itu benar-benar memejamkan mata. Ya, Viola tertidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN