Jawaban yang diberikan oleh Erwin, benar benar membuat Calista berdecih sambil mencibir.
“Gombal!”
“Saya ga bisa menggombal, jangan kamu lupa kalau saya itu adalah seorang HRD yang berpengalaman, saya tahu persis orang yang jujur atau orang yang berpura pura, dan saya nilai kamu adalah orang tertulus yang saya pernah kenal.” Kata Erwin sambil mengulum senyumnya karena Calista menatapnya dengan tatapan jijik. Eh lebih tepatnya Caca balik menatap Erwin dengan bombastic side eyes!!
“Please, jangan buat saya ingin muntah!” kata Calista sambil memutar bola matanya dengan sebal.
“Saya juga tahu kalau kamu sampai rela bekerja banting tulang karena ingin memberi pendidikan dan penghidupan yang layak buat mami kamu dan Dave adik laki laki kamu yang sekarang masih SMA kan?” perkataan Erwin membuat Calista kaget ternyata Erwin menyelidiki dirinya.
“Kamu menyelidiki saya?”
“Wajar kalau kantor menyelidiki pegawainya sebelum naik jabatan Caca sayang.”
“Jangan pakai imbuhan sayang.” Kata Calista meradang.
“Ha ha ha ga tau kenapa ya aku suka kalau melihat wajah kamu yang merah kayak sekarang ini.”
“Merah karena marah.” Koreksi Calista yang ga ingin jatuh harga diri karena kedapatan malu malu di puji mas Erwin,
“Ya ya ya aku percaya.” Kata Erwin sambil tersenyum.
“Beneran aku marah ya sama mas Erwin kok!”
“Aku juga ga tahu kalau aku juga nyaman sama kamu, biasanya aku ga kayak gini.”
“Tapi pernikahan bukan permainan mas!” kata Calista menyerah, ia berbicara dengan nada pasrah.
“Aku juga ga bilang kalau mau mempermainkan pernikahan, aku mau nikah sungguhan malah.”
“ Kamu mau menikah tapi belum melamar aku, bahkan kamu saja statusnya cuman atasan aku. Pernikahan apa yang mas Erwin maksudkan?” Decak Calista tambah kesal dengan Erwin yang kesannya meremehkan pernikahan.
“Iya itu mungkin salah satu langkah yang salah, tapi aku janji untuk memperbaiki semuanya.” Kata Erwin dengan yakin.
“Maksudnya?”
“Aku ingin menikahi kamu dengan kontrak, setidaknya sampai kamu yakin dengan perasaan ini.”
“Apa? Kok jadi aku sih mas?” tanya Calista.
“Karena aku sudah yakin dengan perasaan aku.”
“Loh kok malah aku yang..”
“Aku akan buat kamu jatuh cinta sama aku, dalam setahun. Kalau kamu masih ga bisa mencintai aku, terserah kamu mau melakukan apa.” Kata Erwin lagi, memohon supaya Calista bisa melanjutkan pernikahan yang ditunggu oleh kedua orang tuanya. Calista memutar bola matanya dengan kesal, katanya tadi Erwin itu adalah mantan HRD yang berpengalaman, tapi ternyata Erwin tetaplah seorang laki laki yang ga peka dengan apa yang saat ini dirasakan Calista, mungkin ia emang punya perasaan, sedikit perasaan dengan Erwin.
“Boleh mikir dulu ga?” Ayolah, ini baru 2 hari ketemu dan dekat loh! pikir Calista
“Boleh tapi persiapan pernikahan tetap berjalan.” Calista memutar bola matanya dengan kesal.
“Itu namanya pemaksaan!”
“Makanya aku bilang kita bikin kontraknya, kalau sampai aku ga bisa bikin kamu jatuh cinta dalam kurun satu tahun ini, maka kamu boleh melakukan apa saja.” paksa Erwin. Kontrak itu dibuat hanya supaya Caca mau menikah dengannya tanpa berpikir panjang.
“Termasuk bercerai?” tanya Calista sambil menaik turunkan alisnya dengan cepat.
“Ehm kecuali bercerai?” tawar Erwin dengan wajah melas.
“Masa berselingkuh?" goda Calista dengan nada sinis.
“Kecuali bercerai dan berselingkuh!” geram Erwin dengan final. Membuat Calista tambah sebal, tapi juga ingin ketawa, karena wajah Erwin tampak lucu saat ini.
Huh! Dasar pemaksa!! Pikir Caca sambil memutar bola matanya dengan kesal, tapi Erwin merasa kalau Caca malah nampak lucu dan menggemaskan.
“Lalu aku dapat apa?” tanya Caca lagi, ia bingung kenapa dirinya malah tidak bisa menolak saja keinginan dari Erwin, dan langsung berlalu.
“Semua kebutuhan kamu akan aku penuhi. Termasuk menyenangkan mami dan menyekolahkan adik kamu di sekolahan bergengsi sampai ia lulus sarjana.” Tawar Erwin dengan ragu ragu, ia tahu sebenarnya si Caca ini bukan gadis yang mata duitan.
“Kamu bisa menambahkan keinginan kamu disitu. Kalau masuk akal aku akan menambahkan di daftar kontrak, apa saja yang kamu akan terima kalau kamu mau jalanin apa yang aku mau.” Lanjut Erwin kali ini dengan nada tegas, ia harus memulai peruntungannya. Ia sedikit yakin kalau Calista mulai menyukainya. Over PD dikit bolehlah ya.
“Emang aku bisa menolak?” tanya Calista dengan nada pasrah. Dan semakin pasrah saja saat Erwin menggelengkan kepalanya dengan tegas.
“Mas kamu itu diktatoris.” Kata Calista dengan lemas.
“Aku dikejar deadline.”
“Ha ha ha maksud kamu, usianya?”
“Jangan sebut sebut usia dong ah, kamu kan juga tadi denger meski usia aku kayak gini tapi kan masih banyak yang naksir.” Sanggahan Erwin membuat dirinya mencebik kesal, ucapan narsis Erwin emang semenjengkelkan itu.
“Sok kecakepan!! Awas aja ya, aku tidak mentolerir ketidak setiaan, begitu kamu sudah janji sama aku begini berarti kamu sudah terikat sama aku.” Tiba tiba saja Calista merasa tidak suka dan tidak rela kalau Erwin keganjenan dengan wanita lain.
“Berarti deal ya? Kita langsung ke kantor, soalnya pengacara aku sudah siapin semuanya, dan suratnya aku tinggal di kantor.” Kata Erwin tidak mau melepaskan kesempatan bisa mengikat Calista secepatnya. Erwin masih menyangkal ini cinta, tapi kebutuhan kalau ia harus secepatnya mendapatkan calon istri. Dan ia measa kenyamanan ketika bersama dengan Caca.
“Sebentar, aku masih ada kejanggalan. Kenapa kamu di kantor tidak dikenal sebagai anak pak Arya.” Tanya Calista yang masih bingung dengan keadaan di kantor yang masih agak belum jelas.
“Karena seperti yang aku bilang tadi aku bukan orang yang sombong. Hanya petinggi saja yang tahu tentang hal ini. Karena awalnya aku malas meneruskan usaha papa.” Sahur Erwin dengan nada enteng.
“Gila loh, sampai pak Satpam aja taunya kamu orang yang berdedikasi karena bisa menjadi CEO. “ Calista sampai geleng geleng kepala.
“Ha ha ha, ayo kita makan dulu baru kita langsung ke kantor. Ehm kalau persoalan anak pak Arya mungkin itu akan terungkap secepatnya. “ Erwin belum bilang kalau besok semuanya akan terungkap.
“Hmm. Kalau aku minta supaya pernikahan kita disembunyikan statusnya dulu, apakah bisa?”kata Calista karena ia tidak mau kalau sampai orang tahu dan ia dianggap sebagai memanfaatkan posisi suami sehingga ia dijadikan kepala HRD.
” Tidak! Sekali lagi aku ingin menjalani pernikahan ini dengan sungguh sungguh. Hanya masalah waktu saja dan aku yakin cintamu padaku akan datang tidak lama lagi” Kata Erwin dengan tegas.
“Apakah berarti kamu mencintaiku?”tanya Calista sambil menatap Erwin dengan serius.
“Ya, aku sendiri juga belum tahu. Apakah ini cinta atau sebuah kebutuhan karena dikejar deadline.” Aku Erwin dengan jujur.
“Tapi aku merasa nyaman dan merasa senang saat bersama kamu, dan saat aku tidak bersama kamu, ehm sedikit merasa kehilangan juga. Mungkin kepolosan dan daya tarik kamu membuat aku ada di titik itu.” Lanjutnya lagi.
“Sangat sulit bagiku untuk melihat ke wanita pada awalnya, kehilangan membuat aku mengalami trauma yang besar apalagi aku kehilangan anak dan istriku sekaligus, tapi saat aku melihatmu semuanya berubah dan aku ingin memulai dari awal sama kamu. Will you be my wife then?” lanjut Erwin dengan jujur, Calista menatap netra Erwin dan berusaha mencari kebohongan disana tapi ia tidak mendapatkannya.
“Aku..?”
“Please?”
“Mas, aku akan coba, mungkin aku belum mencapai angka yang maksimal untuk dikatakan bahwa aku mencintai kamu, tapi aku juga berusaha.” Sahut Calista sambil menunduk malu, ini adalah pengalaman pertamanya bersama laki laki, karena ia terlalu sibuk dengan bekerja dan sering menghindari laki laki.
Erwin langsung mendekati Calista dan memeluk wanitanya, ya! Saat ini ia bisa bilang kalau Calista adalah wanitanya. Perjalanan yang cukup cepat, karena ia baru 2 hari ini bertemu, namun ia sadar kalau Calistalah satu satunya wanita yang sanggup membuat jantungnya berdebar lagi, dan usianya yang sudah cukup membuatnya tidak lagi memikirkan hal hal yang berbau percintaan remaja, biarlah love after they married will take control. Dan ia teramat yakin bisa menaklukan seorang Calista.
.
.
.
TBC