Chapter 78: Cahaya di Bawah Gubuk Itu

2121 Kata

“Hm, apa yang sedang kau lakukan dengan semua bahan-bahan itu, Nandi?” sapa Klintih, teman seperbabuan dan baru saja sembuh karena mendapat beberapa luka di lengan akibat peristiwa beberapa hari lalu. Mata Klintih melebar saat melihat bahan-bahan makanan tersebar di hadapan Nandini dan gadis itu sedang sibuk memijit-mijit adonan di atas tampah bambu. “Kukira siapa, ternyata kau, Klintih.” Nandini menyeka keringat menggunakan punggung tangan dan tersenyum kecil ke arah gadis yang lebih tua satu atau dua tahun darinya itu. Mereka berdua sudah bekerja sebagai pembantu di istana tempat Pitaloka tumbuh sejak kecil, dan itu membuat kedua gadis tersebut berbagi masa lalu serta cerita sama, hingga pada akhirnya mereka menjadi sahabat. Setelah puas memandangi wajah Klintih dengan tahi lalat di baw

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN