Chapter 43: Arak-arakan dan Mata Sepemandang

1947 Kata

Tidak ada hal lain di dalam kepala Loka saat ini begitu melihat semua keramaian itu. Dia baru saja ke luar dari gerbang Istana Timur untuk menuju ke lapangan dan menaiki salah satu kereta arak-arakan, tetapi kini pemandangan di depan matanya membuat gadis itu tidak mampu berkata apa-apa selain tetap diam mematung di ambang gerbang. Ribuan orang berjalan berurutan dengan berbagai macam pakaian dan latar belakang. Begitu pula dengan Saniscara dan juga Nandini yang ikut kagum melihat euforia tersebut. “Benar-benar mengagumkan, bukan begitu, Kakang? Nandi?” gumam Loka tanpa sadar. Dia memang sering melihat demo massa di televisi saat masih di dunia modern, tetapi dia tidak pernah melihat kumpulan manusia sebanyak ini—terakhir dia pernah merasakannya ketika ospek kuliah, melamar kerja, dan jug

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN