Chapter 49: Rasa Lapar di Hati

1756 Kata

“Putri, anda dari mana saja?” Pertanyaan itu langsung ditujukan pada Pitaloka yang baru sampai di lapangan Watangan, dia berniat untuk naik ke Panggung Luhur dan memakan sesuatu di sana—semua kejadian tadi membuat rasa laparnya semakin menjadi-jadi. Namun, panggilan Nandini menghentikan langkah gadis itu dan langsung bergegas untuk menghampirinya. Tidak disangka, ternyata Loka menemukan Sudewi masih berdiri di sana, bersembunyi di balik punggung Nandini dan menatap takut ke arahnya. Ah, benar juga, aku tadi kalap dan tidak sengaja memilintir tangan kanannya. Mungkin aku harus meminta maaf padanya. Dengan penuh ketulusan untuk meminta maaf, Loka maju sambil terus memandang ke arah Sudewi, tetapi gadis itu justru semakin mundur dan hampir terjatuh jika saja Loka tidak sigap menangkap tangan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN