Loka baru saja selesai mengeringkan rambut menggunakan kain bersih ketika Gendhis tiba-tiba saja berdiri di depan jalang, seolah sengaja menghalangi dirinya. Tatapan Gendhis nyalang ditujukan pada Loka, jelas sekali bahwa gadis cantik itu tak senang akan kehadiran Loka di sana. “Kau, siapa namamu?” Namun, karena Loka sangat memerlukan pekerjaan dan tempat tinggal untuk berteduh, dia tidak akan membuat masalah. Harus sabar sampai bisa menemukan kesempatan untuk bertemu dengan Hayam Wuruk—maksudku, kesempatan untuk mengalahkan Sasongko. “Prajna, Mbak.” Dia menurunkan pandangan, tidak ingin mencari ribut dengan wanita lain di sini. Gendhis melengos cepat, pertanda bahwa dia sudah kehilangan ketertarikan pada Loka. Mungkin dia suka melakukan sesuatu yang menantang. Dan, mungkin saja, dia ak

