Ketika menginjakkan kaki di ruangan seluas lima puluh meter persegi itu, Pitaloka merasa ada hal aneh mengintai dirinya. Orang-orang sudah ramai memenuhi bangku rapat berbentuk melingkar dan berundak tinggi, seperti sebuah stadium. Mereka asik berbincang sendiri, tidak sadar akan kehadiran Pitaloka dan juga Nandini membersamai abdi dalem yang telah membukakan pintu untuk mereka berdua. “Putri, apa Anda tidak apa-apa?” Dia menoleh ke samping dan melihat Nandini khawatir saat mengetahui dirinya terlamun cukup lama. Loka menggeleng pelan. “Aku baik-baik saja, mari kita duduk di bangku milik kita.” Namun, ketika mereka hendak mencari bangku kosong untuk duduk dan membaur di tengah keramaian, beberapa prajurit menghadang kedua wanita tersebut dan mengejutkan mereka. Pitaloka sontak mundur sa

