Bagian 100: Itu Bukan Pitaloka

1897 Kata

Sinar mentari pagi menelusup ke sela-sela jendela kamar milik wanita berusia 24 menjelang 25 tersebut dan membuat dia terbangun karena merasa silau. “Hmmm, sudah pagi?” gumam Loka. Dia bangkit dari tidur dan terangguk-angguk pelan, masih mengantuk meski dia sudah mendapat cukup tidur semalam. Loka melirik ke arah jam dinding untuk melihat pukul berapa sekarang. Jarum pendek mengarah ke angka enam dan jarum panjang di angka tujuh. “Masih cukup pagi,” ucap Loka lagi. Mendadak, dia teringat akan seluruh cucian kotor di kamar mandi dan langsung mengeluh panjang. “Aaaaaah, baik-baik, akan kukerjakan sekarang. Sial, aku juga ingin beli mesin cuci, tapi makan sehari-hari saja sulit.” Sepanjang jalan menuju ke kamar mandi Loka tidak berhenti mengerutu. Kemarin setelah mandi dan bersantai di a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN