BRUK! GEDUBRAK! BRAK! Suara keras diikuti tubuh terbanting di atas tanah terdengar begitu ngilu saat sampai di gendang telinga. Namun, itu bukan Loka yang melakukannya. Dia masih sibuk memeluk kantong berisikan kepeng yang sengaja dia ambil dari laci penyimpanan tanpa melakukan apa-apa saat pria gendut datang seperti laser lurus ke arahnya—itu benar, Loka tentu lebih mementingkan uang daripada keselamatannya sendiri. “Kau tidak apa-apa, Kisanak?” “Huh?” Loka menengadah cepat, suara itu terdengar sangat familiar, saking familiarnya dia bahkan seolah baru saja mendengar suara itu beberapa waktu yang lalu. Dia melotot kuat begitu mengetahui siapa sosok pria yang berdiri sambil memelintir tangan pria gendut itu dengan kuat, sampai membuatnya menjerit kesakitan. “Aaaah, tolong, tolong sela