Tok, tok, tok! Sudah tiga kali gadis dengan nampan berisi makan malam di tangannya itu mengetuk pintu kamar seseorang, mencoba untuk memanggilnya, tetapi tidak kunjung ada jawaban dari dalam sana. Merasa cemas, gadis itu meletakkan nampan di tangannya ke atas bangku dan menggedor pintu menggunakan kedua tangan. “Putri! Kanjeng Putri! Mengapa anda tidak mau keluar sejak tadi?” Nandini berteriak gelisah. Dia terus menggedor pintu dengan keras, tetapi itu saja belum cukup untuk membuat Loka ke luar. Semenjak pembicaraan mereka tentang kepulangan kembali ke negeri Sunda, Loka tiba-tiba berdiri dan berkata bahwa dia ingin istirahat terlebih dahulu akibat lelah setelah seharian berada di luar. “Kanjeng Putri! Kanjeng—eh?” Pintu terbuka begitu saja saat Nandi memutar kenop, dia meneguk ludah k