“Tinggal di istana?” Loka membelalakan matanya kaget. Ia memang meminta tolong untuk mencarikan sebuah tanah atau rumah untuk bisa disewa karena harga penginapan terlalu mahal dan berbahaya bagi kantong kerajaan Sunda. Namun, Hayam Wuruk—Loka mengenalinya dengan nama Jiwana, mengatakan bahwa ia bisa tinggal bersama seluruh rombongannya di dalam istana. Ia sontak terjungkal-jungkal saat mendengarnya. “Aku tahu kau adalah seorang pangeran, tetapi apakah itu tidak membawa masalah … terutama bagi Paduka Raja dengan mengijinkan kami tinggal di sini? Bukan berarti aku meremehkanmu atau menganggapmu hanya bercanda! Hanya saja, ini terasa sedikit janggal dan aku belum bisa menerimanya dengan segenap kesadaranku. Aaaah, maafkan aku, kalian pasti bingung, ya?” Loka menutup wajah karena malu, mengan