Chapter 53: Cerita di Atas Bukit

1702 Kata

Sakit. Semua kakinya terasa pegal begitu berhenti dari pelarian panjang itu, mereka berdua—Loka dan Hayam Wuruk melewati jalan setapak yang mengarah ke atas bukit di berada tepat di Panggung Luhur, hal itu membuat energi keduanya terkuras habis dan langsung menarik napas panjang-panjang, mengisi kembali paru-paru mereka dengan oksigen. Loka mengelap keringat yang terus bercucuran dari pelipisnya. Dia menoleh ke belakang. “Hosh … hosh …, apa mereka sudah tidak mengejar lagi?” “Mungkin,” balas Hayam Wuruk, suaranya menarik tatapan mata Loka dan mereka saling bertukar pandang untuk sesaat. Namun, pria tersebut langsung mengalihkan wajah ke arah lain sambil menggaruk pipi perlahan. “Eum, maksudku, kita sudah berlari sejauh ini, seharusnya mereka tidak senekat itu untuk mengejar kita.” Loka m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN