Deniz suka melihat Alice makan dengan lahap dirumahnya, selain itu, Dhana juga tampak bahagia dan sesekali minta disuapi olehnya, Deniz merasa bahagia, baru kali ini dia disayang oleh putranya, biasanya Dhana juga tidak mau dekat dengannya. Tapi untuk hari ini, semua tampak berbeda. "Meliza, Kau tidak makan?" Tanya Deniz, heran melihat dia diam saja. "Sebentar lagi, Kau tahu sendiri, bukan? Aku tidak bisa makan sebelum melihat Dhana makan dengan kenyang. Lagi pula Aku harus menyuapi istrimu, Dona. Kasihan dia. Disaat semua orang makan, dia pasti juga ingin makan, tapi sayangnya, dia tidak bisa bicara, gangguan jiwanya benar-benar merusak kabahagiaannya. Iya kan, Dona?" Tanya Meliza, berusaha mencari muka di depan Deniz. "A-aku, t-tidak ap-pa-apa Meli-za." Gagap Dona, sambil tertawa. Wan