Nadia menatap sebal ke arah dia lelaki yang berjalan beriringan menuju ke arahnya. Bukankah hanya Hasan yang ikut bersamanya, kenapa Arik pun ikut? Nadia menghela lemah, ketenangan yang dibutuhkannya akan sia-sia jika lelaki itu ada di dekatnya. Nadia menatap Hasan dengan tatapan meminta penjelasan, lelaki itu hanya mengangkat kedua bahunya saja dan tersenyum jahil. “Pakai mobil saya.” Ucap Arik. Nadia tidak mengatakan apapun, selain mengikuti lelaki itu menuju mobilnya, diikuti Hasan dari arah belakang. Dengan menggunakan mobil milik Arik, ketiganya menuju cafe milik Sofi. Kedatangan Nadia dan rombongan disambut hangat oleh Sofi, wanita itu pun mempersilahkan mereka duduk di salah satu sofa yang letaknya cukup strategis di bagian samping cafe. Sejak di parkiran kantor sampai