“Wah,, hebat sekali kamu, Nad. Erika langsung tidur.” Puji Ina, saat Nadia berhasil menidurkan Erika hanya dalam waktu singkat. “Erika udah ngantuk, Tante. Tapi masih maksa mau main,” Nadia memberikan Erika pada Ina, dimana gadis kecil itu terlelap dengan kedua mata tertutup rapat. Sesekali bibir mungilnya bergerak seolah tengah menghisap botol s**u. “Erika cantik banget,” Gumamnya tanpa sadar, bahkan setelah Ina membawa gadis kecil itu ke salah satu kamar yang berada di apartemen Arik. “Mau? Nanti aku buatkan satu yang lucu dan menggemaskan seperti itu.” Arik melingkarkan tangan di bahu Nadia. “Ih, Pak Arik ini ya! Jangan pegang-pegang. Bukan muhrim!” Nadia melepas tangan Arik dari pundaknya. “Dihalalin nggak mau! Tapi di,” Nadia buru-buru menutup bibir Arik dengan tangannya. “K