37. Mbak-mbak Biasa

1553 Kata

“Kamu mau kasih saya kopi sianida? Mau bunuh saya?” Nadia mengerjap, menatap aneh ke arah lelaki yang langsung menutup rapat pintu ruang kerjanya usai Isyana dan Della pergi. “Nggak. Kapan saya bilang begitu?” Nadia balik bertanya. “Tadi.” “Kapan? Saya nggak ngerasa bilang gitu. Saya cuman bilang, pengen kasih Pak Arik kopi, nggak pakai sianida. Kenapa marah?” Tanya Nadia. “Gitu aja marah.” Ledeknya. Kenapa Arik marah? Jelas karena Nadia bersikap seolah tidak terjadi apapun diantara mereka. Yang diharapkan Arik justru pengakuan wanita itu di hadapan Della dan Isyana tapi seperti yang dilakukan Nadia sebelum-sebelumnya ia kerap menyangkal apapun yang menyangkut Arik selain pekerjaan. “Saya nggak salah, Pak Arik memang hobi marah. Buktinya sekarang,” Nadia menatap ke arah Arik. “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN