“Untung Bu Ina jemput, kalau nggak saya nggak tau lagi harus menolak Pak Arfa dengan cara apa lagi.” Nadia menghela lega, sesaat setelah berada di dalam mobil Ibu Ina. “Kami datang tepat waktu dong kalau begitu?” Goda Ina. “Benar.” Nadia tertawa. “Arfa bilang apa sama kamu tadi?” Selidik Ina. “Nggak bilang apa-apa, cuman bilang Pak Arik nggak bisa jemput dan meminta saya datang terlebih dulu.” “Oh, gitu.” Nadia menganggukkan kepalanya. “Pak Arik nggak bilang apa-apa, selain meminta saya menunggu sampai dia datang. Nggak mungkin Pak Arik ingkar janji,” “Benar. Arik memang anak yang sangat bertanggung jawab. Kamu harus percaya padanya.” Ina meraih satu tangan Nadia dan menggenggamnya. “Kamu harus percaya pada Arik.” Nadia, Ina dan Albert sampai terlebih dahulu, setelahnya barul