_Ada yang lebih sakit dibohongi, yaitu menemukan kebenaran dari mulut orang lain_ “Arik, dimana kamu? Dimana Nadia?” Suara bernada panik itu terdengar jelas dari ponsel Arik. “Nadia menghilang, Erika sakit!” Bahkan ketakutan terlihat jelas, meskipun Nadia tidak melihat raut wajahnya secara langsung. “Della, Arfa, semuanya tidak bisa dihubungi, Erika keracunan! Nadia hilang. Bagaimana ini?!” Panik, menangis itu lah yang dilakukan Ina saat ini. “Tolong Mamah, Rik.” Pintanya. “Mamah tenang, Nadia bersamaku sekarang. Kami akan kesana, tunggu.” Arik berusaha menenangkan ibunya. “Cari bantuan dan segera bawa Erika ke rumah sakit, sekarang!” “Iya. Mamah takut, Erika terus muntah-muntah.” “Oke. Mamah tenang dulu, aku dan Nadia akan segera kesana.” Arik lantas mematikan sambungan, mena